Kamis, 26 Juni 2014

“JELAJAH BALIKPAPAN”, Program Tour Yang Menarik Dan Ber-Edukasi

     Program yang diciptakan oleh Duta Wisata Manuntung kota Balikpapan ini sangatlah menarik perhatian semua kalangan, terutama bagi para pelajar. Tidak hanya menawarkan rangkaian perjalanan ke berbagai macam obyek wisata yang ada di Balikpapan, tapi program ini juga memberikan pengetahuan bermanfaat mengenai obyek wisata yang dikunjungi. Tidak sampai disitu saja, agar tidak membosankan para peserta juga akan diberikan games-games menarik, hadiah, dan pengetahuan-pengetahuan umum seputar Balikpapan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan pula bahwa program ini juga dijadikan sebagai ajang bagi Duta Wisata untuk bersosialisasi, memperkenalkan, sekaligus mempromosikan potensi-potensi wisata Balikpapan yang sangat menarik dan tak kalah dengan obyek-obyek wisata yang ada diluar Balikpapan. Seperti halnya yang dikatakan oleh Novita dan Puspita yang merupakan salah satu Duta Wisata kota Balikpapan, mereka menjelaskan bahwa program ini memang dimaksudkan untuk  mengedukasi masyarakat Balikpapan yang masih banyak belum mengenal secara detail obyek-obyek wisata yang ada di Balikpapan, yang mana mayoritas masyarakat hanya mengenali beberapanya diantaranya saja.

Selain lima destinasi obyek unggulan yang ada di Balikpapan, ada banyak pula obyek-obyek yang juga menawarkan keindahan alam, pengetahuan, ataupun sejarah. Obyek-obyek yang kurang terekspose inilah yang juga sedang dicoba oleh Kepala Seksi Pemasaran Dan Penyuluhan Irma Nurmayanti untuk diperkenalkan kepada masyarakat Balikpapan secara luas. Sehingga masyarakat akan lebih mengenal potensi kotanya sendiri dari sudut pariwisata, dan dengan harapan agar terlahir sikap ‘Sadar Wisata’ sehingga para masyarakat ikut berperan serta dalam mempromosikan pariwisata di kota Balikpapan yang mana nantinya juga akan membantu pertumbuhan perekonomian kota.


Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata ibu Oemy Facessly, sangat mendukung sekali dengan adanya program tour ini. Beliau  mengharapkan program ini terus berkelanjutan dan bisa dijadikan sebagai kegiatan rutin bagi para Duta Wisata. Hal serupa juga terlihat dari hasil kuisioner para peserta Jelajah Balikpapan Vol.1 yang diadakan tanggal 15 Juni kemarin. Dari 40 peserta, hampir semua peserta mengharapkan sekali adanya Jelajah Balikpapan yang kedua, ketiga, dan seterusnya. Dan rencananya, ‘Jelajah Balikpapan Vol.2‘ akan diadakan lagi setelah bulan Ramadhan nanti. Rute perjalanannya pun akan dibuat berbeda dari ‘Jelajah Balikpapan vol.1’ yang sebelumnya mengunjungi Rumah Kreatif Balikpapan yang merupakan tempat pembuatan batik motif khas Balikpapan dan pemanfaatan plastik-plastik bekas, lalu mengunjungi Desa Wisata Pringgodani, dan Mangrove Teritip. Meskipun program ini lebih mengutamakan peserta dari kalangan pelajar, tapi tidak menutup kesempatan juga bagi siapa saja yang memang tertarik untuk mengikuti program tour ini. Credit by A.D

Kamis, 12 Juni 2014

Anak Pembeli Es Cream

          Siang hari disebuah mall, seorang bocah laki-laki berumur delapan tahun berjalan menuju ke sebuah gerai tempat penjual eskrim. Karena tubuhnya pendek, ia terpaksa memanjat untuk bisa melihat si penjual eskrim. Penampilannya yang lusuh sangat kontras dengan suasana hingar bingar mall yang serba wangi dan bersih.
" Mbak eskrim sundae harganya berapa?" si anak bertanya.
"Lima ribu rupiah", jawab si penjual.
Anak itu kemudian merogoh sakunya dan mengeluarkan uang recehan yang banyak. Ia menghitung uang recehan tersebut secara teliti. Sementara si penjual eskrim menunggu dengan gelisah dan raut wajah yang tidak sabar. Terang saja si penjual bertingkah seperti itu karena banyak pembeli yang lebih 'Berduit' yang sudah mengantre untuk membeli eskrim.
"Kalau Vanilla cream berapa?" si anak kembali bertanya.
"Sama, lima ribu...", jawab si penjual dengan nada ketus.
"Kalau Mix cream berapa mbak?
"Mahal, tujuh ribu", semakin pedas jawaban si penjual.
"Hmmm kalau.... plain cream berapa mbak?
"Empat ribu", jawab si penjual dengan nada kasar.
"Yaudah deh mbak yang plain cream aja beli satu", sembari si anak kembali menghitung recehannya dan memberikan sejumlah uang sesuai harga eskrim yang dipesannya.
Tak ada jawaban dari penjual, ia langsung segera membuatkan pesanan si anak lusuh tadi.

          Tak lama kemudian, sang anak sudah tidak terlihat lagi di kursi yang ia duduki tadi saat sedang menikmati eskrim plainnya. Si penjual langsung menuju ketempat itu untuk membersihkan gelas bekas si anak tadi. Betapa terkejutnya ketika ia melihat ada satu keping logam uang lima ratusan, dan lima keping uang seratusan yang tersusun rapi.

          Ada rasa penyesalan tersumbat dikerongkongan. Si penjual tersadar, sebenarnya si anak tadi bisa saja membeli sundae cream atau vanilla cream. Namun si anak tadi mengorbankan keinginan pribadinya dengan maksud agar ia bisa memberikan tips bagi si penjual. Si penjual pun tersenyum dan akhirnya memahami satu arti disebuah kehidupan, dimana semua umat manusia didunia ini adalah sama. Dimanapun dan siapapun itu, kita wajib memperlakukan orang lain dengan sopan, ramah, sabar, bermartabat dan penuh dengan rasa hormat.

Jumat, 06 Juni 2014

Cinta Seorang Ibu

Di sebuah rumah sakit bersalin, seorang ibu baru saja melahirkan jabang bayinya. "Bisa saya melihat bayi saya?" pinta ibu yang baru melahirkan itu penuh rona kebahagiaan di wajahnya. Namun, ketika gendongan berpindah tangan dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki mungil itu, si ibu terlihat menahan napasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit, tak tega melihat perubahan wajah si ibu. Bayi yang digendongnya ternyata dilahirkan tanpa kedua belah telinga! Meski terlihat sedikit kaget, si ibu tetap menimang bayinya dengan penuh kasih sayang.

Waktu membuktikan, bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari, anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan si ibu sambil menangis. Ibu itu pun ikut berurai air mata. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Sambil terisak, anak itu bercerita, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."

Begitulah, meski tumbuh dengan kekurangan, anak lelaki itu kini telah dewasa. Dengan kasih sayang dan dorongan semangat orangtuanya, meski punya kekurangan, ia tumbuh sebagai pemuda tampan yang cerdas. Rupanya, ia pun pandai bergaul sehingga disukai teman-teman sekolahnya. Ia pun mengembangkan bakat di bidang musik dan menulis. Akhirnya, ia tumbuh menjadi remaja pria yang disegani karena kepandaiannya bermusik.

Suatu hari, ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuk putra Bapak. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Maka, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya kepada anak mereka.
Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelaki itu, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia," kata si ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Ia pun seperti terlahir kembali. Wajahnya yang tampan, ditambah kini ia sudah punya daun telinga, membuat ia semakin terlihat menawan. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.

Beberapa waktu kemudian, ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia lantas menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."
Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga tersebut. Pada hari itu, ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, si ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku. Sang ayah lantas menyibaknya sehingga sesuatu yang mengejutkan si anak lelaki terjadi. Ternyata, si ibu tidak memiliki telinga.
"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik si ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya, ‘kan?"
Melihat kenyataan bahwa telinga ibunya yang diberikan pada si anak, meledaklah tangisnya. Ia merasakan bahwa cinta sejati ibunya yang telah membuat ia bisa seperti saat ini.