Senin, 27 Mei 2019

Tentang Datang Dan Pergi

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....
Puji dan syukur atas segala nikmat Allah SWT hingga pada kesempatan yang berbahagia ini, akhirnya bisa menyelesaikan tulisan ini (setelah sekian hari hanya menjadi draft).
Shalawat serta salam kita haturkan pula kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para pengikut dan sahabatNya.
Semoga kita sebagai saudara dan umat beliau juga bisa mendapatkan limpahan Rahmat hingga akhir zaman, agar sebanyak mungkin kita bisa terus memberikan nilai positif untuk dipelajari bersama-sama.
Aamiin In shaa Allah....
.
Naah kali ini kita akan membahas sedikit tentang problematika para kaum single. Yang terkhususkan ketika sedang mengalami proses datang dan pergi disebuah kehidupan seseorang.
Ada sebuah kutipan yang berasal dari saudari akhwat kami ditanah seberang sana.

"Pada akhirnya hidup adalah tentang datang kemudian pergi. Yang akan tersisa pada rumah ingatan yakni kenangan. Pergi bukan perkara melupakan. Melainkan cara lain untuk tetap mendoakan".

Masya Allah....
.
Okeey, Bismillahirahmanirahim.... kita coba sedikit menjabarkan kalimat perkalimatnya ya.
"Pada akhirnya hidup adalah tentang datang kemudian pergi".
Maknanya luas, yang pasti kalimat ini mengajarkan dan mengingatkan kita bahwa pada hakekatnya sesuatu yang datang itu pasti juga akan pergi nantinya, cepat atau lambat. Dan kata "Pergi" yang dimaksud pun juga luas. Bisa hanya pergi dari kehidupan seseorang atau benar-benar pergi kembali ke sisi Allah SWT. Yang pasti akan pergi nantinya bila sudah waktunya tiba.
Dan ada sebuah motivasi terselip dari makna kalimat tersebut, agar kiranya kita tidak perlu bersedih yang berlarut karena semua manusia pasti akan mengalami proses datang dan pergi.
Bukan hanya satu dua orang saja....
Seperti yang tertuang dalam Firman Allah SWT pada Q.S Al-Ankabut : 57.
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan".
.
"Yang akan tersisa pada rumah ingatan yakni kenangan".
Didalam kalimat ini, tersirat makna bahwa sesuatu yang telah pergi itu nantinya hanya akan meninggalkan sebuah kenangan saja tanpa ada yang lain.
Ambillah contoh manusia yang meninggal dunia, benar-benar tak ada yang tersisa. Hanya akan menjadi kenangan atas apa yang sudah pernah dibuatnya. Entah perbuatan baik atau buruk, pastinya akan melekat menjadi sebuah kenangan bagi orang-orang yang ditinggalkan.
Dan semoga dari makna kalimat ini kita bisa termotivasi untuk menjadi insan yang lebih baik lagi, agar bila nanti kita pergi dari kehidupan seseorang ataupun pergi dari kehidupan dunia ini kita bisa meninggalkan kenangan yang baik bagi semua yang kita tinggalkan.
Aamiin....
.
"Pergi bukan perkara melupakan".
Seseorang yang pergi bukanlah sesuatu hal yang harus dilupakan. Seperti pada makna kalimat sebelumnya, mereka bisa terkenangkan. Entah terkenang sebagai seorang yang baik, atau terkenang sebagai orang yang buruk. Namun tak hanyalah untuk mengenangnya saja, di kalimat ini mengingatkan kita bahwa ada hal lain yang bisa kita lakukan teruntuk seseorang yang telah pergi tersebut.
Agar nantinya siapapun yang ditinggalkan tersebut juga masih bisa memberikan nilai positif bagi yang sudah pergi. Agar pula yang pergi itu masih bisa merasakan sebuah ketulusan sesama insan manusia dari siapa saja yang ditinggalkan.
.
"Melainkan cara lain untuk tetap mendoakan".
Dan di kalimat ke-4 ini adalah jawaban dari kalimat sebelumnya.
Bahwa yang bisa kita lakukan pada orang yang telah pergi itu adalah dengan mendoakannya.
Disinilah makna terkuat dari keseluruhan kalimat tersebut.
Dan disinilah bukti bahwa Islam mengajarkan kita untuk terus mendoakan kebaikan kepada sesama insan manusia.
Apapun itu.... sesorang yang datang dengan membawa kebahagiaan, seseorang yang hadir dengan membawa sebuah harapan, atau sekalipun seseorang yang datang menyisakan luka mendalam.
Islam mengajarkan kita untuk tetap mendoakannya dengan kebaikan.
Islam mengajarkan kita untuk tidak menjadi pendendam. Islam tidak mengajarkan kita untuk menjadi seorang yang membenci. Dan Islam mengajarkan kita untuk tetap berlapang dada serta tawakal atas segala hal apapun yang terjadi pada kita.
Kita tetap harus mendoakan kebaikan.... mendoakan agar keburukan itu tidak terulang lagi dikemudian hari, atau mendoakan agar seseorang tersebut bisa diberikan petunjuk dan hidayah untuk bisa memperbaiki diri lebih baik lagi. Banyak doa yang bisa kita haturkan kepada siapa saja yang sudah meninggalkan...
Begitu pula bagi mereka yang sudah meninggalkan kita selamanya, kita bisa mendoakan agar seorang tersebut bisa mendapatkan tempat terindah disisi Allah, mendoakan agar segala amalan baiknya diterima, agar bisa dimudahkan hisabnya, dll.
Apalagi bila ada orang tua kita yang sudah terlebih dahulu menghadap Allah SWT.
Jangan sampai kita terlupa untuk mendoakan beliau, karena doa dari anak-anaknyalah yang akan menjadi cahaya terang bagi beliau untuk sampai ke Surga. In Shaa Allah....
.
Demikianlah sedikit makna yang bisa terjabarkan dari kutipan kalimat tersebut, yang mengkhususkan pada kejadian datang dan pergi.
Semoga mampu menginspirasi dan menjadikan kita sebagai makhluk Allah yang lebih baik lagi kedepannya.
Tidak merasa lebih baik dan ingin mengajarkan, hanya sebagai bahan pelajaran bersama terlebih kepada mengingatkan diri sendiri.
Mohon maaf bila ada salah kata dan pemaknaannya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....

Thanks for the inspiration SYD 😊

Sabtu, 18 Mei 2019

Hantu Yang Baik

Assalamualaikum.... para reader yang berbahagia.
Kali ini kita bakal ngebahas tentang hantu.
Tapi hantu yang ini bukanlah sembarang hantu.
Bener-bener beda, bahkan hantu yang ini bisa sangat menguntungkan bagi kita jikalau kita bisa mengilhaminya dengan baik.
Haayyyuuuuu.... hantu apakah gerangan yang dimaksud?? Hehehehe....
Hantu itu bernama DOSA.
.
Pernah nggak merasa dihantuin dosa?
Setiap mau ngapain aja ingat dosa-dosa yang pernah diperbuat?
Teringat atas segala keburukan yang pernah dilakukan?
Seketika sering terlintas tentang segala kelalaian terhadap perintah Allah SWT?
Aku berharap kalian pernah merasakan, atau suatu saat nanti akan merasakannya.
Kenapa???? Karena itu nikmat banget.
Bahkan menurutku adalah suatu kenikmatan sekali, karena itu adalah salah satu wujud nyata cinta dari Allah.
Dan bila kita bisa mengilhaminya dengan baik, maka ini menjadi sebuah keuntungan besar.
Kita akan menjadi lebih sering berbuat baik, sering beribadah, menjalankan perintah Allah, bahkan tak jarang kita akan mengurai airmata disaat Shalat, sujud, doa, dan disetiap saat kala kita mengingat dosa-dosa itu.
Berarti bener kan, DOSA itu adalah hantu yang baik? Hehehhe....
.
Allah itu sayang sama kita, sayaaaannnggg bangeet bahkan.
Masih maksiat saja, masih pula diberikan nikmat dan RahmatNya. Tapi yaa mohon maaf nih, kita yang kadang nggak sadar atas nikmat tersebut. Dan menjadikan kita sebagai makhluk yang kurang bersyukur.
Astaghfirullahaladzim.... 😔
Soo, bila kalian merasa dihantui dosa... lekas ambil momen itu dengan hal yang positif.
Segeralah beranjak dari zona lama dan beralihlah pada zona baru.
Zona yang mendekatkan kita pada Illahi.
Zona yang pelan-pelan dengan keIstiqamahannya bisa membimbing langkah kita ke Jannah terindahnya Allah SWT.
In Shaa Allah.... Aamiin....
Yang penting satu kuncinya, jangan menyerah pada proses tersebut.
Karena biasanya, semakin kita mencoba dekat dengan Allah maka semakin hebat pula Syaitan menggoda kita. Kita kudu kuat ya guys.... jangan sampai kalah sama nafsu sendiri. Bismillah....
.
Iman itu memang bisa naik turun pasang surut, tergantung kekuatan Iman kita sendiri.
Oleh karenanya kita dianjurkan untuk terus beramal Sholeh, karena itulah yang akan meningkatkan iman dan ketaqwaan kita.
Dan seperti yang dikatakan beberapa ulama, orang yang hijrah itu akan mendapatkan cobaan serta godaan yang lebih berat.
Itu bener banget loh, aku yakin temen-temen yang sedang berproses hijrah juga mengalaminya.
Tapi dilain sisi, tingkat sayangnya Allah juga akan semakin tinggi buat kita.
Yang tadinya kita cuma dihantui DOSA, lalu ketika sayangnya Allah sudah meningkat maka kita tidak hanya dihantui dosa saja.
Dan kemungkinan besar yang akan menghantui adalah MATI.
Yaaaa.... kita akan lebih sering mengingat mati.
Bagaimana kalau nanti mati, bagaimana kelanjutan hidup setelah mati, apa yang akan kita rasakan saat kita mati. Kita akan merasakan hal-hal demikian.
Dan Alhamdulillah, aku sedang dalam fase ini.
Dan rasanya Masya Allah. Ada ketakutan (karena merasa bekal sangat nggak cukup), ada kecemasan (karena nggak tau setelah mati akan berada di neraka atau surga), dan ada rasa yang nikmat karena membuat hati lebih nyaman saat Ibadah. Masya Allah....
Yaaa sekalipun banyak yang bilang kalau kita sering teringat mati itu adalah tanda-tanda bahwa kita akan segera mengalaminya.
Wallahu a'lam bisshowab... kita positif thingking aja dan nggak usah risaukan itu.
Mumpung masih diberi kesempatan, gunakanlah sebaik mungkin untuk ibadah untuk Allah.
Itulah hal terbaik yang bisa kita lakukan.
Semoga kapanpun itu, kita bisa wafat dalam keadaan yang taat dan Khusnul Khotimah.
Aamiin yaa Mujib....
.
Mohon maaf bila ada salah kata dalam memaknai dan berpendapat.
Tidak bermaksud mengajari dan menggurui, sekedar mengingatkan terlebih kepada diri sendiri.
Semoga bermanfaat, Jazakumullah Khairan....

Sabtu, 11 Mei 2019

Pemuda di Tahiyat Akhir

Assalamualaikum.... para hamba Allah yang Insya Allah dimuliakan sampai akhir zaman..
Bismillahirahmanirahim, kali ini ada sebuah hal luar biasa yang Allah tunjukkan di suatu Subuh.
Sebenarnya sih sudah lama nggak Shalat Subuh berjamaah. Karena sejak jualan dimalam hari, pulangnya selalu tengah malam dan akhirnya tiap hari selalu terlambat Shalat Subuhnya, dan akhirnya Shalat sendirian deh....
Tapi hari itu, Allah memberikan sebuah kesempatan untuk bangun lebih awal dan akhirnya bisa berjamaah di Musholla di dekat rumah.
Pada saat itu aku berada di Shaf ke2, paling pojok kiri.
Setelah selesai Shalat dan ketika Imam mengucap salam, seraya Aku langsung mengikuti gerakan salam. Dan ketika kepala ini menoleh ke kanan, Masya Allah..... renyuh sekali hati ketika melihat seorang Abang-abang yang ada disebelahku.
Tangannya penuh tato, dan ternyata sampai dibagian lehernya. Ia menggunakan rompi Shalat berwarna biru laut, dan menggunakan kopiah berwarna hitam.
Entah seperti apa Allah hadirkan sebuah perasaan takjub kepadaku saat itu. Hanya dalam hitungan seperkian detik dan saat kepala kupalingkan kekiri, kurasakan ada air yang hangat tertetes dari mataku.
Masya Allah, Allah renyuhkan hatiku seketika kala itu. Merasakan dahsyatnya kuasa Allah yang sudah menggerakkan hati Abang-abang itu untuk Hijrah.
Aku nggak tau seperti apa masa lalu Abang-abang itu, nggak tau seperti apa kehidupannya dimasa silam. Dan yang terlihat sekarang adalah ia sedang berada di Musholla untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat Muslim.
Haru, bangga, bahagia, sedih, dan malu bercampur menjadi satu. Sepanjang Dzikir dan doa, airmataku benar-benar tak terbendung lagi.
Haru karena melihat kasih sayang Allah pada Abang-abang itu, bangga bisa merasakan hangatnya hidayah yang Allah berikan ke Abang-abang itu, bahagia karena Allah renyuhkan hati ini untuk bisa mengambil contoh dari Abang-abang itu, sedih karena aku merasa bahwa aku yang sangat hina dan pendosa ini masih saja memunafikkan diri dengan masih saja mengejar dunia, dan malu terhadap Allah yang sangat sering memberikan nikmat namun sangat sedikit terbalas dengan ibadah serta pujian untuk-Nya.
Astaghfirullahaladzim..... :(
Tak sampai disitu, selesai Shalatpun ia tak beranjak dari Musholla. Ia berjalan ke pojokan Musholla dan mengambil sebuah Al-Quran berwarna coklat keemasan. Lalu dia duduk bersila ditengah-tengah Musholla sembari kudengar lirih suaranya yang sedang mengaji. Masya Allah.....
.
Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa tidak ada kata terlambat untuk bertaubat.
Allah tidak melihat satu detik sebelum kita berniat untuk bertaubat, tapi Allah melihat satu detik setelah kita berniat untuk bertaubat.
Mari sama-sama kita jaga Shalat 5 waktu, baca Quran, sedekah, dan amalan-amalan Shaleh lainnya.
Karena dari itulah kita bisa menentukan sendiri tempat kita di akhir hayat nanti.
Surga kah, atau neraka kah....
Dan mari kita saling ingatkan demi kebaikan, bagi sanak saudara sekitar dan para sahabat-sahabat yang kita cintai.
.
Alhamdulillah, Allah sudah bangunkan di subuh itu hingga bisa menikmati sebuah momen yang sangat berharga.
Mari kita saling mendoakan pula agar kita terhindar dari zona maksiat dan bisa Istiqamah pada ibadah-ibadah kita, dan semoga Allah menakdirkan kita untuk menjadi orang yang beriman.
Sungguh tiadalah arti kita ini dihadapan Allah selain seorang hamba yang tak pernah luput dari dosa.
Ampuni kami Ya Rabbi.... bantu kami untuk menguatkan iman ini.
Tiada daya dan upaya tanpa izin dan ridha dari-Mu.
Semoga kelak kita akan kembali kehadapan-Nya dalam keadaan taat.
Aamiin, Insya Allah....
.
Tidak bermaksud untuk mengajarkan, hanya sekedar mengingatkan terlebih kepada diri sendiri.
Semoga bisa kita petik bersama hikmahnya.
Mohon maaf bila ada kekurangan dan kekhilafan kata.
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....

Jumat, 10 Mei 2019

Tolak Ukur Move On

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Salam dan pujian kita haturkan kepada junjungan beserta pengikut Nabi Muhammad SAW.
Kali ini ada sedikit cerita sahabat tentang "Move On". Lebih tepatnya tentang kriteria orang yang sudah Move On hehehe....
Move on disini mengartikan sebuah kebangkitan, kebangkitan dari keterpurukan.
Terpuruk dalam hal apa saja.... dari cobaan kehidupan, dari masalah pekerjaan, dari musibah, ataupun dari mantan 🤣.
Okeeey Bismillah, yuk kita sharing....
.
Pada hakekatnya, cobaan itu adalah Rahmat Allah. Allah menunjukkan kasih sayangnya melalui cobaan. Karena kalau Allah menurunkan cobaan tanpa ada rasa kasih sayang, itu namanya Azab. Dan bila kita sampai mendapatkan itu berarti kita udah cukup melewati batas kewajaran dalam berkehidupan. Naudzubillahimindzalik, semoga kita tidak termasuk didalamnya.
Dan kadang kita tidak tau, apakah kita sudah bisa move on atau belum dari permasalahan tersebut. Kita sudah merasa move on, tapi ternyata hatinya belum. Masih merasakan perih, sakit, pahit, dan luka.
Nah.... berikut tanda-tanda kita sudah move on atau belum (menurut saya, dan juga dikutip dari berbagai kajian serta hadits) :
1. Merasa ikhlas menerimanya
2. Menjadikan kita dekat dengan Allah
3. Merevisi doa dan ikhtiar
Naaah.... sekarang kita bahas satu persatu yaa...
.
Merasa Ikhlas Menerimanya...
Kita juga harus sedikit memahami makna dari ikhlas ini. Ikhlas adalah berlapang dada hanya karena Allah SWT.
Jadi kita harus benar-benar meyakini bahwa cobaan ini adalah suatu Rahmat dan tanda kasih Allah kepada kita. Agar apa yang sudah diujikan tersebut tidak membuat kita sedih berlarut-larut. Karena secara tidak langsung itu artinya kita juga meyakini bahwa akan ada kemuliaan serta kebahagiaan yang akan diberikan setelahnya, Insya Allah.
.
Menjadikan Kita Dekat Dengan Allah...
Setelah kita merasa ikhlas dalam menerima, langkah yang harus diperhatikan adalah kedekatan kita pada Allah.
Apakah kita menjadi dekat atau semakin jauh, atau malah biasa-biasa saja.
Cobalah untuk menyikapi setiap masalah dengan pendekatan kepada Allah, karena ujian datang dari Allah maka hanya Allah pula yang bisa memudahkan kita untuk melewatinya. Singkirkan segala kesedihan, gantilah dengan segala munajat baik pada Allah.
Insya Allah akan bisa move on dengan maksimal.
.
Merevisi Doa Dan Ikhtiar...
Yang tadinya berdoa untuk mengharapkan sesuatu, namun ketika tidak berhasil mendapatkannya cobalah dengan merevisi doa.
Bagaimana doanya? Minta saja agar diberikan yang terbaik menurut Allah.
Karena hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik bagi kita dan apa yang menjadi mazhab kebutuhan kita.
Lalu revisi ikhtiarnya, yang tadinya berikhtiar ke obyeknya maka cobalah untuk mampu berikhtiar kepencipta Obyeknya yaitu Allah SWT.
Apa yang bisa diikhtiarkan pada Allah?
Banyak sekali bray....
Istighfar, Shalat Tahajud, Sahalawat, Dzikir, dll.
Pastikan niatnya pun hanya karena Allah SWT.
.
Yaaappp begitulah ciri-ciri orang move on secara Islamiah. Bila kita sudah mampu melakukan ketiganya Insya Allah kita layak dikatakan Move On Fisabilillah 😅.
Semoga kita termasuk orang-orang yang kuat hatinya untuk bersabar.
Sesungguhnya Allah selalu bersama orang-orang yang bersabar...
Tidak bermaksud mengajarkan ya guys, hanya sekedar mengingatkan, terlebih kepada diri sendiri.
Mohon maaf bila ada kekurangan dan kekhilafan kata.
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Wassalamualaikum....

Selasa, 07 Mei 2019

Kenapa Kita Gagal

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....
Bismillahirahmanirahim, alhamdulillah kelar juga tulisan yang ini.
Semoga bermanfaat buat kita semua yaa...
Sebuah problematika kehidupan yang sangat sering kita jumpai.
.
Kenapa kita gagal?
Kenapa? Kenapa? Kenapa?
Ini adalah pertanyaan yang sebenarnya kita tahu jawabannya. Hanya saja otak kita yang tak mampu bersingkronisasi dengan iman kita.
Sama, Aku pun demikian. Sampai disuatu malam yang tak biasa, bertemankan jahe panas dibawah temaram bulan (aassiikkkk 😅) Aku tersadarkan pada beberapa kegagalan yang aku alamin.
Dan seketika itu juga aku mengevaluasi apa saja yang telah aku lakukan untuk meraih keberhasilan tersebut.
Dan aku sedikit bisa memahami penyebab-penyebab kegagalan tersebut, diantaranya ini nih :
- Niatnya kurang sempurna
- Caranya salah
- Ikhtiarnya kurang maksimal
- Iman yang lemah
- Takdir berkata demikian
.
Kenapa dikatakan kurang sempurna, karena mungkin niat kita yang belum utuh hanya karena Allah. Kita masih berniat karena ini itu, karena manusia, karena gengsi, karena nafsu, karena sesuatu yang berbau dunia.
Astaghfirullahaladzim, dalam urusan niat saja kita masih mendua mentigakan Allah 😔.
.
Mungkin kita gagal karena caranya salah, kadang kita lebih memilih cara-cara yang umum atau sering digunakan orang lain.
Ketika kita melihat cara itu berhasil dilakukan oleh orang lain maka kita ikut mencobanya.
Padahal belum tentu kita akan mendapatkan hasil yang sama meski dengan cara yang sama.
Atau mungkin cara yang kita gunakan adalah cara yang bukan anjuran syariat Agama.
Naahh abis ini kita coba belajar tentang cara-cara yang sesuai anjuran Rasulullah untuk sesuatu yang ingin kita dapatkan.
Bismillah, semoga cara kita selanjutnya di Ridhai Allah SWT.
.
Ikhtiar kurang maksimal juga bisa menjadi penyebab kegagalan kita.
Karena sejatinya Ikhtiar ini selalu bergandeng dengan tawakal.
Naah... mungkin kita nggak nyelipin tawakal di ikhtiar kita.
Kadang kita sudah berusaha semaksimal yang kita bisa, dan benar usaha kita memang sudah sangat maksimal.
Tapi tawakalnya kurang, jadinya gagal deh.
Misalnya kita sudah bertawakal sekian tahun, tapi masih belum dikabulkan Allah SWT. Lalu kita menyerah dan berputus asa, padahal ternyata sedikit lagi bakal dikabulin, hanya saja mungkin pas kita udah menyerah duluan.
.
Iman yang lemah, ini sering banget jadi penyebab kita gagal.
Kita udah cukup hebat ikhtiarnya, tawakalnya udah cukup lama, doanya udah pagi siang malam.
Dan disaat yang kita harapkan sudah didepan mata, seketika hilang tak bersisa hanya karena kita yang tak kuat menahan godaan syaitan.
Godaan hawa nafsu, godaan jalan yang nggak baik, godaan sikap yang Allah benci.
Apa saja, yang jelas itu kerjaan syaitan.
Lantas siapa yang salah? Syaitannya? Hehehhee.....
Yaa nggak juga, karena memang tugas mereka adalah menggoda kita dan menghasut kita untuk jadi pengikut mereka di neraka.
Yang salah adalah kita, kita yang nggak bisa ngontrol diri dan hati kita.
Astaghfirullahaladzim.... semoga next kita bisa jadi lebih strong imannya yaa....
.
Takdir....
Naah kalau ini adalah kegagalan yang memang kehendak Allah banget.
Usaha, doa, ikhtiar, tawakal dan imannya sudah luar biasa banget, tapi tetep gagal.
Itu artinya Allah udah nyiapin yang lain untuk kita yang lebih baik menurut Allah.
Yang baik menurut kita kan bukan berarti yang baik menurut Allah.
Sesungguhnya Allah sajalah yang maha mengetahui yang terbaik buat umatnya.
Jadi bila ini terjadi di kita, jangan sekali-sekali kita menyalahkan Allah, ataupun menganggap Allah nggak mau kabulkan mimpi kita.
Allah akan tetap kabulkan, tapi Allah kabulkan dalam wujud yang lain. Yang sebenar-benarnya adalah sesuatu yang kita butuhkan.
Kan Allah hanya mengabulkan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Nah kita berdoa saja semoga apa yang kita inginkan adalah Mazhab yang memang kita butuhkan.
Agar Allah bisa segera kabulkan keinginan kita.
Aamiin Allahumma Aamiin....
.
Yaaaa demikianlah beberapa faktor kegagalan menurut aku secara pribadi.
Semoga kita bisa petik hikmahnya.
Tidak bermaksud mengajarkan, hanya sekedar mengingatkan, terlebih kepada diri sendiri.
Mohon maaf bila ada kekurangan dan kekhilafan kata.
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Wassalamualaikum....