Minggu, 19 Juli 2020

KESEMPATAN

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.... Para sahabat setia blogger.
Kembali harus mengucapkan long time no see ya... Hehehe.
Soalnya ditengah pandemi begini malah jadi jarang nulis karena harus ngeside job gitu demi menafkahi kebutuhan rumah tangga dirumah. Duhhh semi semi curhat nih sebagai salah satu yang terdampak si Covid wkwkwk....
But gaes.... Tetap jadi pribadi yang strong yaa meski ujian melanda. Tetap Tawakal, Ikhtiar dan jangan pernah berhenti berdoa untuk meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Okeeeyy.... And now kita kembali pada tema pembahasan kali ini. Soalnya mumpung lautnya lagi cantik-cantiknya, jadi ide nulisnya kaya lancar gitu men.... 😛.

Jumat, 22 Mei 2020

PATAH

Saat mendung hadir kala pelangi tengah bersenandung
Menancaplah deras hujan tanpa perduli posisi mentari
Seakan tersingsing mahkota indah dari singgasana rapuh
Mewujudkan bercak hitam di tembok ratam putih
Sampai menyendu jiwa membalut agar tetap bersinar
Berulang hingga malam

Jahatkah dunia hingga goresan kembali tertera
Melebar menguak tabir nyata yang entah apa maksudnya
Pernah lebih terluka, tapi tak pernah seberharap ini
Luapkan nada minor yang entah apa maksudnya

Sabtu, 18 April 2020

Senandung Perpisahan


Dear.... wanita yang kuimpikan untuk bersama
Hampir aku hilang saat gelap menghampiri
Kala kucoba berlari mengejar angan yang sebenarnya tak pasti
Menerawang jauh mendapati hati yang telah bertuan
Masihlah kini kuberlari...

Senja yag pernah mengajarkanku sebuah arti
Dimana dunia tak selamanya akan terang
Masih ada hal yang mampu membuatnya gelap
Takdir
Sudah menjadi takdir bagi senja untuk meredupkan terangnya matahari menjadi langit malam
Kaukah senja itu???

Bila Tiba


Sebuah pengharapan terlahir dari sebuah pertemuan
Seakan takdir mulai menampakkan wujudnya
Menantikan detik yang berlalu lambat didalam kesendirian
Memetik kasih yang mungkin akan segera diberikan Tuhan
Namun takdir belum memutuskan
Seonggok keanggunan yang ditawarkan ternyata hanyalah sebuah belati
Menciptakan luka kecil dan menghadirkan perih yang mendalam
Dan menjadikan sebuah harapan menjadi asa yang tak bermakna
Kuyakinkan dalam hati...

Surga Dikakimu


280 hari bukanlah waktu yang singkat
Beban yang kuberikan seakan begitu mudah kau jalani
Kekuatan hati dan kasih sayang menjadi penopang
Atas semua kesakitan dan keluh kesah selama mengandungku
Didasari keikhlasan kau menjagaku
Dilandasi kelembutan kau merawatku di rahimmu
Menjadikanku seonggok daging yang siap melawan dunia
Memberikanku pembekalan dari semua sifat mulia yang kau miliki

Pemenang Dihatimu


Teriknya Matahari diubun kepala tak mengindahkan hatiku untuk tidak terus tersenyum didalam sejuk
Kulihatnya dipucuk singgasana sedang menari dengan riangnya
Meresapi belaian tawa yang semakin lembut
Dan membawaku pada sebuah pengharapan terbaik yang pernah Tuhan beri

Hey….. lihatlah seonggok daging dengan cinta ini
Tengoklah kemari
Yang hampir membinasakan egonya demi sebuah mata cantik yang membias tepat disudut relung kalbu
Nikmatilah setiap jengkalan jemari per jemari dari kasih yang ditawarkan
Ambillah ini untukmu

Dan teruntukmu pula
Sang bunga hati yang sempat hampir tak tergenggam
Kuberikan hatiku agar kau bisa melihat bagaimana cinta menjagamu
Meski lamunan ingatkan bahwa aku tak sendiri disini
Tapi niat suci yang bersimpuh pada Illahi ini tak akan surut bersama rasa takut
Hingga aku menjadi pemenang dihatimu
Maka ambillah semua ini memang untukmu

Menanti Senja



Dari tengah ke barat
Menoreh pada garis kehidupan
Sebuah perjalanan kecil seperti biasanya
Terbang, rebah, hanyut, lalu tenggelam bersama alam
Menikmati senja temaram yang kian menghilang
Di penghujung hari yang menjadi asing diperaduan

Ada cerita ada pula tulisan
Sesekali menampakkan wujudnya dan menghadirkan kekaguman
Tapi hidup akan selalu begitu
Menghabiskan cahayanya untuk menggelapkan sisanya
Terlebih pada sebuah senja yang terus mengamati dari kejauhan
Bermula dari harapan untuk menjadi keindahan
Keindahan apabila senja masih ingin datang

Sebuah ketetapan atas takdir bagi senja untuk menghiasi
Memberikan senyum bagi siapa saja yang melihatnya
Menghadirkan sayup teruntuk yang juga menikmatinya
Kudengar denting minor disetiap akhir dari barisan bias cahaya
Namun berbisik lirih agar aku tetap duduk disana
Bukan untuk kedinginan, bukan untuk hilang dalam kecemasan
Melainkan untuk tetap menikmati senja yang mungkin akan datang
Bisa saja senja itu rindu
Mungkin saja senja itu cinta
Atau mungkin senja itu doa yang sama

Dan bila senja ingin kembali datang
Maukah kau duduk disini menemani.....

Karena Ku Sayang Kamu


Seandainya  kau  ada  disini  denganku
Mungkin  ku  tak  sendiri
Hanya bayanganmu  yang  selalu  menemaniku
Hiasi  malam  sepiku

Kuingin  bersama  dirimu
Ku  tak  akan  pernah  berpaling  darimu
Walau  kini  kau  jauh  dariku
Kan  s'lalu  kunanti
Karna  ku  sayang  kamu
Hati  ini  selalu  memanggil  namamu

Dengarlah  melatiku
Ku  berjanji  hanyalah  untukmu  cintaku
Tak  kan  pernah  ada  yang  lain
Sampai nafas terakhir ku kan cintaimu

Adakah  rindu  dihatimu
Seperti  rindu  yang  kurasa
Sanggupkah  kuterus  terlena  tanpamu  disisiku
Ku  kan  s'lalu  menantimu

Dermaga Penantian #PUISI


Ku singkap hati sedalam yang ku mampu
Mencoba mencari arti dari sebuah kesungguhan
Jawaban dari gundah dan resah yang berselimut ketakutan
Menelaah jauh dalam kenangan yang tak berarah
Mereka sebut itu rindu
Tapi bagiku ini penyesalan
Dimanakah kau yang kucinta sekarang ?

Kala mencari tak sampai diujung jalan
Lunglai terhunyung pada langkah yang tak biasa
Berharap ada dirimu saat ku tengah bersinggah
Sejenak menghela nafas lalu tersenyum menatapmu
Mencoba menuntut kasih manis diperaduan
Namun yang tersisa dari angan itu adalah dirimu yang membatu
Setelah kubunuh sendiri perasaanmu untukku

Janjiku terpatri
Perjuanganku tak berhenti sampai disini
Begitupun doaku yang selalu indah nan harum surgawi
Maka di dermaga inilah aku menanti
Tersudut pada kebodohan dan menunggu mati
Karena kitalah Malaikat bersayap satu yang dapat terbang jika saling memeluk kembali

Di Pelupuk Senja #PUISI


Angin berhembus menyibakkan keraguan di benakku
Kurasakan kehidupan telah berubah
Satu persatu sosok bayangan putih menghilang dari pandangan
Tergantikan oleh kegelapan yang menyatu menutupi kesemua inderaku
Seperti halnya seekor burung kecil yang terpisah dari induknya
Tanpa arah dan tujuan kemana harus mengepakkan sayap
Bak itulah hati ini terbelenggu oleh kebingungan
Kehilangan arah, kehilangan akal, kehilangan semua yang menghiasi
Memejamkan mata menjadi sebuah kesempatan kecil
Mencoba untuk melawan dan menikmati kegelapan tadi
Membayangkan duduk dipangkuan sang alam
Menghadap langit jingga setengah biru yang membentang
Menundukkan kepala dan memohon doa kepada sang pencipta
Agar kelak ada secercah harapan agar tubuh ini bisa melanjutkan perjalanan
Dan bukan diam seperti ini

20 Juli 2013
Andin Destian

Minggu, 01 Maret 2020

Awas Cinta Jatuh

Berlari cepat tak membuat seseorang akan cepat sampai di tujuannya
Bisa jadi dia kelelahan
Atau malah hilang arah lalu tumbang
Maka perlahan adalah satu-satunya pilihan
Meski perlahan tak jua menjanjikan untuk bisa sampai ditujuan
Sedari itu cobalah, agar kelak tahu sampai dimana kekuatan sesungguhnya
Apakah benar terselip sebuah kegigihan atau hanya rasa takut sendirian

Sama halnya dengan hidup didunia
Yang terkadang harus melawan logika dengan perasaan
Entah siapa yang akan keluar menjadi pemenangnya
Karena sejauh hati berarah, tak kunjung jua keluar sebuah jawaban
Tapi tak ada yang harus dirisaukan
Karena bila benar ini bukan sebuah buaian
Maka ombakpun akan mampu dipecah hanya dengan buih dilautan

Tempatnya cukup sulit untuk dijangkau
Dan tak mudah untuk ditaklukkan
Karena penawar belum nampak diujung kalimat
Dan persimpangannya masih jelas terasa dihadapannya
Bukankah matahari selalu menanti pagi?
Lalu kenapa malam juga ingin larut dalam syahdu temaramnya rembulan?
Jangan di analogikan
Jangan di umpamakan
Jangan diasumsikan
Ini lebih dari sebuah cerita masa depan
Awas.... nanti cinta jatuh
Tersungkur dalam lembah harapan
Awas.... nanti cinta jatuh
Mati dalam kenangan dan menutup pintu kebahagiaan

Sepenggal Sajak
Gubahan A.D

Rabu, 12 Februari 2020

NUR

Nur, begitu orang memanggilnya.
Seorang remaja masa kini dengan segala keceriannya. Layaknya remaja pada umumnya dengan semua hobi yang dipunya. Mulai dari nongkrong, jalan ke mall, nonton, hingga rajin beraktifitas di sosial media. Yaaa..... ialah seorang perempuan bertubuh kecil yang selalu menabur senyum dan tawa untuk dunia. Sampai semua itu terjadi dengan begitu singkatnya.....
Dalam kesehariannya, ia yang baru saja lulus dari bangku SMA beberapa tahun silam ini juga merupakan aktifis muda pada sebuah organisasi. Meskipun tergolong baru di organisasi itu, namun dengan semangatnya ia bisa dengan cepat belajar dan beradaptasi. Maka tak ayal ia sering dipercaya untuk mengerjakan sesuatu hal yang cukup penting di organisasinya tersebut. Bahkan karena paras cantik dan kulit putihnya, beberapa diantara anggota organisasi tersebut juga ada yang ingin mendapatkan hatinya. Sampai semua itu terjadi dengan begitu singkatnya.....

Hari itu matahari sangat terik. Seakan mencoba membakar ubun-ubun siapa saja yang tepat berada dibawahnya. Dilangkahkannya kaki perlahan untuk mengarah ke pelataran rumah. Segera ditariknya helm yang tergeletak disebuah meja kayu kecil didekat pot bunga. Hari ini, ia akan melakukan pertemuan dengan para anggota di organisasinya tersebut untuk membahasa suatu pekerjaan.
Perjalanan harus ditempuh sekian kilometers untuk bisa sampai dilokasi pertemuan tersebut.
Debu, asap dan terik menjadi teman sesaat diperjalanan itu.

Tepat pukul 13.10, kulihat ia dari dalam pagar besi berwarna hijau sedang bergegas memakirkan motornya. Aahhh.... akhirnya kulihat senyum manis dan wajah lucunya dari kejauhan. Meskipun aku tahu senyum itu hanyalah sebagai permohonan maaf atas keterlambatannya. Yasudahlah.... tak mengapa fikirku dalam hati.
Sejak mimpiku tentangnya beberapa hari yang lalu, entah mengapa bayangnya selalu ada di benakku hingga saat ini. Bahkan tak jarang jantungku berdebar bila disampingnya. Aneh.... tak biasanya seperti ini. Karena memang mengenalnya sudahlah cukup lama, meskipun saat pertama melihatnya aku memang mendapat kesan yang sama anehnya.

Rapat selesai di pertemuan siang itu. Banyak sekali agenda tersusun yang akan kami jalani bersama tim. Dan hampir semua ada dirinya. Pasti akan seru dan menyenangkan, semoga saja begitu harapku dalam hati.
Dan setelah berjalan sekian hari dari hari itu, benar adanya. Kejanggalan terus kurasakan. Lebih dari senang dan seru bahkan. Aku bisa melihat senyumnya lebih lama dari biasanya. Aku bisa melihat matanya lebih dalam daripada biasanya. Kucoba mencari dan menafsirkan apa yang tersirat dari cara dia menatapku. Tapi tak kutemukan jawaban. Mungkin aku yang masih belum baik dalam menafsirkan, atau memang tak pernah ada jawaban. Entahlah..... Allah SWT yang lebih paham.
Dan setelah daripada hari itu, tak hanya dalam agenda kegiatan kita bertemu. Sesekali kami mengatur waktu untuk sekedar jalan bersama, nonton, ataupun bersama-sama menikmati senja di ufuk barat yang akan terbenam dengan indahnya.
Lama sudah tak kunikmati hari-hari seperti ini, setelah kekhilafan dan beberapa kesalahanku terdahulu yang sempat merusak perasaanku sendiri.
Kembali aku tak mengetahui ada apa sebenarnya dengan ini. Kucoba nikmati setiap waktu bersamanya. Apapun itu, sekecil apapun itu, sedikit apapun itu. Hingga akhirnya ada namanya disetiap sujud akhirku. Huffttt..... semakin tak karuan dibuatnya. Biarlah.... aku hanya mencoba menjadi selayaknya manusia yang harus ikhtiar dan berdoa disaat mengingkan sesuatu. Ya... kurasa aku menginginkannya. Bahkan sekarang lebih dari itu.

Rabu, pukul 14.00 aku sudah ada dibawah rumahnya. Menjemputnya untuk beraktifitas bersama dalam urusan kerjaan. Seperti biasa, berdebar-debar jantung ini dibuatnya. Namun sebisa mungkin kuatur nafas ini agar tak terlihat canggung dihadapannya. Sebenarnya aku paham, sadar, dan mengerti benar bahwa adalah sebuah kebodohan mencintai seorang yang sudah tak sendiri. Tapi logikaku kembali tak sanggup melawan hati. Dan terus kunikmati saja dari semua yang aku rasakan. Sembari terus kusugestikan bahwa aku tak mengetahui bahwa ia sudah berdua. Yaa, berpura-pura tidak tahu adalah langkah yang kuambil saat ini. Selebihnya akan kuserahkan kepada sang Illahi untuk kedepannya. Dan kutanamkan mental yang sangat kuat atas segala resiko terburuk yang mungkin akan aku dapati di akhir cerita kelak. Karena sangat mungkin sekali cerita ini akan berakhir dengan perih. Yang penting maju saja, apa yang dirasa harus kusampaikan dengan segala cara. Begitu menurutku..... Semoga kali ini berbeda gumamku dalam hati.

Dari keterbatasan itulah aku mencoba untuk menjadi seorang yang bermanfaat untuknya. Sekalipun aku juga masih sangat buruk sebagai manusia dihadapan Allah SWT. Terus mengingatkannya pada kebaikan dan berusaha memperbaiki diri serta melayakkan diri semisal ada jalan untuk bisa bersanding dengannya nanti.
Dan berharap pada sang pencipta rasa agar kelak semua menjadi kepingan kenangan indah yang bisa disimpan untu selamanya.
Aku hanya perlu berpura-pura, aku hanya perlu usaha dan doa, aku hanya perlu berbagi cerita dengannya.
Semoga senyum lucunya selalu ada untukku, dan hanya untukku.....

Minggu, 02 Februari 2020

Nafas Terakhir

Sembab.....
Cairan hangat mulai tak terbendung membasahi
Bergetar begitu menukik tajam dan menghantam tepat ditengah perasaan
Tak berarah menjelma sampai ke sudut otak kiri
Melayang dan lunglai dibuatnya
Menciptakan rasa baru yang mereka sebut perih

Tepat kala berada disepertiga hari
Sebuah tragedi yang kusadari adalah sebuah takdir
Menyingkap janji yang memang sudah tertuliskan sebelumnya
Untuk berkenan kembali disuatu hari
Disebuah waktu yang tak biasa bahkan hanya sekali dirasa
Menjadikannya sebagai perumpamaan kecil tentang makna hidup sesungguhnya
Sebagai perumpamaan sederhana tentang perjalanan baru yang akan ditempuh
Sebagai perumpamaan baru tentang kelanjutan jiwa itu sendiri

Dalamlah ia merasuk
Begitu terik ia di dasar segenap terowongan jiwa
Kala raga ikut menjadi saksi
Ketika salah satu insan terbaik di mata harus didekap dalam hangatnya pelataran akhir singgasana
Seorang yang pernah berjuang
Seorang yang selalu mencoba untuk ada

Yaaa..... nelangsa yang lahir dari sebuah penggalan kenangan
Yang masih kucoba untuk menikmatinya
Sungguh bahkan pada detik terakhir kata ini terangkai
Masih kuingat jelas hela nafas terakhir dari sang Ayah tercinta

Minggu, 26 Januari 2020

Terjebak Dalam Lelap

Gubahan : A.D

Samudera begitu tenang
Menyongsong cahaya matahari yang mulai temaram dipelupuk senja
Seakan tersenyum manis untuk menyambut sang rembulan
Yang bergerak perlahan dalam rasa
Beradu dalam debar jantung yang menggebu
Dan hasrat yang menggila hampir tak terbendung

Ada sentuhan, ada nafas, ada kejutan, ada ketiadaan
Bersatu padu dalam angin yang tak kencang
Mencoba untuk mengganggu waktu yang harusnya telah terlelap
Dan menjebak dalam angan yang tak seharusnya
Gila…. Aneh…. Konyol….
Entah apa itu namanya…..

Kosong, terdapati tabung hati yang kosong
Buram, tersingsingkan gerak yang hampa
Tak bersuara namun berteriak
Tak bergeming namun mencoba
Tak tersadar namun berharap
Sungguh keparahan yang teramat parah
Terjebak…. Terlelap…. Terjebak…. Terlelap….
Lalu terjebak dalam lelapnya…..

Rabu, 22 Januari 2020

Cerita Tentang Hari Ini


Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…. Wahai para pembaca setianya Raja Enggang hehehe….. Piye kabaree???
Setelah sekian  lama jari-jari ini nggak beraksi di keyboard, akhirnya bela-belain tengah malam ngerangkai kata untuk nuangin pengalaman 2 hari yang lalu. Yaa takut juga sih ntar bakal keburu lupa, basi, dan sibuk sama kerjaan yang lain.
Pengalaman yang mungkin akan diceritakan ke anak cucu nanti, sebagai bukti bahwa Ayahnya adalah seorang petualan sejati. Ciyyyeeeeee anak cucu, kaya udah ada aja calon Bundanya anak-anak wkwkwk.
Berangan-angan dikit nggak papa kali yaaa, anggap aja sebuah doa dan kode ke Allah SWT biar segera dipertemukan gitu.
Udah aahhh…. Malah keterusan curhat yang ada. Bisa panjang dan melenceng yang ada hohohooo….

Singkat cerita, ada sebuah progress yang harus diselesaikan. Yang melibatkan beberapa Komunitas Budaya serta beberapa makhluk Tuhan Yang Paling Sexy, ehh makhluk Tuhan yang luar biasa maksudnya. Dan progress tersebut harus dikerjakan dibeberapa lokasi yang cukup jauh, jauh, jauh, dan jauh serta dalam, dalam, dalam, sedalam lautan India. Karena memang sengaja ingin menyesuaikan dan menyelaraskan antara pekerjaan yang akan dilakukan dengan kebutuhan – kebutuhannya.
Perjalanan menyenangkan itu dimulai 3 hari yang lalu. Saat dimana kita sudah mempersiapkannya dengan cukup matang. Hmmm…. Btw pada penasaran nggak sih tentang progress apa yang sebenarnya sedang dibuat???? Tapi sorry loh guys, progress itu nggak bisa terjelaskan disini karena masih menjadi sebuah rahasia yang sangat teramat rahasia gitu men….. Dan di tulisan kali ini aku hanya mencoba menceritakan tentang segala yang kami dapat dalam proses tersebut.
Huuufftttt…. Baiklah. Mari kita berdoa menurut Agama dan kepercayaan masing-masing lalu kita telaah pelajaran apa yang bisa dipetik dari sebuah “Cerita Tentang Hari Ini”.

Momen cukup langka, karena bisa merasakan kombinasi antara rasa lelah, emosi, senang, haru, takut, marah, ragu, seru, bangga, sedih, badmood, dan cinta. Eciiyyeee ciyyee ciyyeee….. Kalau ngomongin cinta ini rada gimanaaaa gitu. Berasa jadi orang yang paling paham tentang cinta aja wkwkwkwk.
Eittsss… tapi beneran loh, semua rasa itu memang terasa banget di perjalanan kemaren. Dan satu hal yang pasti, tidak ada rasa “SESAL” sedikitpun atas apa yang sudah terlewati. Karena pengalamannya udah cukup banget buat ngilangin rasa itu. Dan cinta disini bukan menjerumus ke difinisi suka pada sesuatu atau seseorang gitu. Melainkan lebih kepada sesama insan manusia dan secara umum gitu, yaaa walaupun tetap ada kisah romantis terselip didalamnya. Hmmm…. Tapi bukan aku loh yaaa, buat yang merasa-merasa aja deh.
Uhukk uhukk uhhuukkk (sampai tebatuk nih ceritanya).
Dan dari semua rasa yang didapat tadi, lahirlah sebuah kebersamaan yang sangat terasa banget secara pribadi. Makan bareng-bareng, tersesat bareng-bareng, marah bareng-bareng, kehabisan air bareng-bareng, kelaparan bareng-bareng, tidur dilantai dan di tanah bareng-bareng, bahkan mandipun bareng-bareng loh guys (tapi mandinya sesama jenis kelamin loh yaa).
Hal demikianlah yang sangat menyisakan kesan berarti di sudut otak kiri ini. Arrgghhh…. Ingin sekali rasanya bisa kembali melewati momen itu bersama-sama disuatu saat nanti. Yaaa…. Semoga kelak Allah ulang kembali momen ini….

Perjalanan dimulai dari kota, ke daerah pinggiran kota, masuk ke pedalaman hutan belantara, sampai kesebuah perkebunan di sudut kota. Dimulai dari menggunakan kendaran bermotor, berjalan kaki, bahkan sampai harus melewati jalur-jalur ekstrem yang sangat menantang. Hmmm kalau dihitung-hitung semua perjalanan itu kami tempuh kurang lebih sejauh 100km. Dan itu belum termasuk jalan kembali kerumah masing-masing loh. Jarak aja bisa sejauh itu, apalagi mimpiku untuk bersamamu wkwkwkwk #ndakurus.

Dari sekian panjang perjalanan itu, banyak banget hal-hal yang bisa dipetik. Mulai dari nilai positif sampai yang negatif. Kalian mau dengar yang mana dulu nih??? Atau nggak mau dengar sama sekali??? Kalau nggak yaa nggak papa juga, jadinya berentian deh nulisnya wkwkwk. Okelah, aku ceritain yang positifnya dulu kali yaa…. Oke silahkan disimak.
Momen dimana kita bisa belajar tentang sebuah perjuangan, yang mana dalam sebuah harapan untuk pencapaian maksimal juga sangat dibutuhkan perjuangan. Meskipun terkadang karena Allah yang terlalu baik, tanpa harus berjuang keras pun kita sudah bisa mendapatkan hasil yang sangat baik. Tapi pada kesempatan kali ini, perjuangan itu harus kami lakukan. Dengan berjalan kaki sekian kilometer, dengan membawa barang-barang pribadi, dengan membawa segala perbekalan makanan, juga segala kebutuhan-kebutuhan untuk perkerjaan kami. Dan itu jumlahnya nggak sedikit loh guys, bahkan beberapa diantaranya memiliki berat yang cukup membuat urat-urat harus menonjol dipermukaan kulit.
Tapi berkat izin Allah, berkat kerjasama dan toleransi satu sama lain, semuanya Alhamdulillah bisa kita lewati dengan santuy loh….. Lelahnya itu seakan hilang ketika melihat senyum satu sama lain, ketika mendengar gelak tawa bersama, ketika menikmati keseruan dalam berbincang, bisa makan bareng-bareng, menuhin memory handphone dengan poto-poto bersama. Arrrggghhhh….. seru kalilah pokoknya.

Dan ada beberapa momen paling The Best versi On The Spot yang terjadi selama 3 hari itu. Ketika ada yang bener-bener ikhlas dan rela membantu, memotivasi, serta menunggu salah satu teman yang sakit. Saling memijit-mijit kaki yang sama-sama lelah, saling membantu meringankan beban bawaan ketika ada beberapa yang sudah tak sanggup lagi untuk mengangkatnya. Masya Allah, itu berkesan banegt loh guys. Kental banget kekeluargaan, kebersamaan, dan kerja samanya.
Tapi sebagai layaknya manusia biasa yang tak punya bunga dan punya harta, mengeluh itu tetap ada lah sesekali hehehe….. Yaaaa mungkin karena faktor lelah juga sih. Belum lagi kalau ingat kejadian-kejadian konyol, aneh, lucu, dan beberapa musibah yang juga agak lucu wkwkwkwk. Semuanya tetap bisa dijalanin dengan hebring….. ehh tapi beneran loh, musibahnya itu agak lucu. Yaa bukannya mau tertawa diatas penderitaan orang lain sih…. tapi ketika melihat teman terjatuh berkali-kali karena hal yang sama, mobil yang masuk ke lobang setelah ngomong yang nggak baik, tragedi of “Muntah Kuning”, tangan keseleo, kaki terkilir, jatoh ketindis motor, ditambah lagi sempat hampir jatuh karena terlalu PD ngelewatin jalanan berlumpur dengan kecepatan yang tinggi dan berbonceng 3, agak-agak lucu serem gitu sih jadinya.

Terus sisi negatifnya?????
Banyak juga sih kalau nggak salah, mulai dari harus buang air sembarangan, ngomongin yang kurang baik dibeberapa kesempatan, ada barang-barang yang ketinggalan, rusak, bahkan hilang tak berwujud, salah perhitungan mengenai penyediaan stok makanan dan minuman, dan beberapa kali keceplosan buang mantan (eiitsss, sampah maksudnya) yang tidak pada tempatnya. Ohhh iyaaa 1 lagi, CINLOK. Ini juga nilai negatif guys. Kenapa negatif???? Karena bisa membuat iri bagi para Jomblowan dan Jomblowati yang melihatnya. Yaaaaa Nasiibbb ndroooo……

Nahh yang begini-gini kan bisa kita jadikan pelajaran yang harus dibenahi kalau dikemudian hari bakal ketemu momen yang beginian lagi. Dan semoga ketika akan nemuin kisah perjalanan baru lagi, semuanya bisa lebih seru dan berasa lagi. Aamiin…..
Okeee…. Sisi positif udah, sisi negatif udah kita bahas. Tapi masih ada 1 sisi lagu nih guys….. Apaan yok?? Ada yang tau kah??? Hitung sampai 3 yaaa, kalau nggak ada yang bisa jawab baru dikasih tahu.
Satu
Dua
Tiga
Yaaaa anda benar…. Yang belum terbahas adalah sisi Gaibnya.
Huhuhuhuuuuu serem kali laay…..
Yaaa namanya juga alam terbuka, tempat-tempat yang belum terjamah, apalagi kita bukan warga setempat yang kenal situasi dan cerita disana. Hmmm….. jadi agak-agak merinding loh ini nulisnya. Apalagi sekarang sudah tengah malam, duduk diruang tamu yang gelap, sendirian. Hmmm….. adakah yang mau nemanin??? Nemanin sampai rambut hitam ini tua memutih wkwkwkwk #ndakurus
Ada beberapa momen ganjil yang kami temukan. Ehh berdua aja sih, karena nggak nanyain ke yang lain. Yaa kali aja beberapa diantara mereka juga ada yang ngalamin tpi nggak mau cerita gitu.
Berikut adalah momen-momen janggal yang Aku dan dia temuin, ciiieeeee dia. Sapaatuhhhh….. arggghhh Nadak urus wkwkwkwk.
Ini dia :

1. Melihat semacam kamera ditengah hutan, liatnya sih waktu malam hari. Ketika kami berjalan menuju perkebunan karet gitu. Yakin banget sih kalau itu kamera, karena sempat berhenti untuk ngeliatin itu doang. Tapi yaa buat apa ada kamera ditengah hutan?  Duhhh entahlah itu beneran kamera atau sesuatu yang menyerupai untuk mengawasi perjalanan kami di malam hari itu

2. Berpindah tempat tidur, ada perubahan letak posisi tidur dari saat tidur sampai bangun. Dan perubahan posisi itu sangat signifikan loh. Dari ujung keujung, bahkan sebaju-bajunya pun berubah ketika ngeliat sebelum tidur dan pas bangun tidur. Duhhhh merinding euuyy……

3. Nama yang dipanggil berbisik (2x) saat menuruni bukit untuk pergi kesungai demi merasakan segarnya mandi setelah 2 hari nggak mandi. Ada suara tapi nggak ada wujud, apa nggak seram brooo….
4. Momen ketika melihat sosok yang tak beraturan didekat lampu gantung di kamar, waahh seriusan ini nulisnya sambil merinding loh. Nggak tau dah itu apaan.

Huuuffttttt….. lumayan serulah yaa untuk diceritakan ke orang-orang.
Begitulah kisah cerita tentang hari ini. Seru, seru, dan seru banget terasa. Semuanya terasa lebih berarti ketika bisa berada didekatnya lebih lama daripada biasanya (didekat alam terbuka ya, jangan salah sangka dulu brooo).
Dan semoga dari semua proses yang kami lewati, bisa melahirkan kualitas pencapaian yang maksimal dari pekerjaan yang kami lakukan selama 3 hari disana.
THANKS FOR READING ALL.
Semoga bermanfaat, menginspirasi, dan sedikit mampu membunuh waktu untuk tidak memikirkan dia yang sudah menyakiti kalian.
Satu pesan terakhir….. “Cintailah Alam, maka semesta akan membalasnya itu untukmu….”