Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.... Para sahabat setia blogger.
Kembali harus mengucapkan long time no see ya... Hehehe.
Soalnya ditengah pandemi begini malah jadi jarang nulis karena harus ngeside job gitu demi menafkahi kebutuhan rumah tangga dirumah. Duhhh semi semi curhat nih sebagai salah satu yang terdampak si Covid wkwkwk....
But gaes.... Tetap jadi pribadi yang strong yaa meski ujian melanda. Tetap Tawakal, Ikhtiar dan jangan pernah berhenti berdoa untuk meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Okeeeyy.... And now kita kembali pada tema pembahasan kali ini. Soalnya mumpung lautnya lagi cantik-cantiknya, jadi ide nulisnya kaya lancar gitu men.... 😛.
Tidak merasa lebih baik atau benar, dan bukan mengajarkan. Tak lebih dari mengingatkan pada diri sendiri dan sekitar. Berbagi pelajaran kecil, motivasi, dan cerita yang terinspirasi dari pengalaman, kegiatan, peristiwa, ataupun kejadian-kejadian yang dialami oleh orang-orang disekitar. Bismillah, semoga bermanfaat.....
Minggu, 19 Juli 2020
Jumat, 22 Mei 2020
PATAH
Saat mendung hadir kala pelangi tengah bersenandung
Menancaplah deras hujan tanpa perduli posisi mentari
Seakan tersingsing mahkota indah dari singgasana rapuh
Mewujudkan bercak hitam di tembok ratam putih
Sampai menyendu jiwa membalut agar tetap bersinar
Berulang hingga malam
Jahatkah dunia hingga goresan kembali tertera
Melebar menguak tabir nyata yang entah apa maksudnya
Pernah lebih terluka, tapi tak pernah seberharap ini
Luapkan nada minor yang entah apa maksudnya
Menancaplah deras hujan tanpa perduli posisi mentari
Seakan tersingsing mahkota indah dari singgasana rapuh
Mewujudkan bercak hitam di tembok ratam putih
Sampai menyendu jiwa membalut agar tetap bersinar
Berulang hingga malam
Jahatkah dunia hingga goresan kembali tertera
Melebar menguak tabir nyata yang entah apa maksudnya
Pernah lebih terluka, tapi tak pernah seberharap ini
Luapkan nada minor yang entah apa maksudnya
Sabtu, 18 April 2020
Senandung Perpisahan
Dear.... wanita yang kuimpikan untuk bersama
Hampir aku hilang saat gelap menghampiri
Kala kucoba berlari mengejar angan yang
sebenarnya tak pasti
Menerawang jauh mendapati hati yang telah
bertuan
Masihlah kini kuberlari...
Senja yag pernah mengajarkanku sebuah arti
Dimana dunia tak selamanya akan terang
Masih ada hal yang mampu membuatnya gelap
Takdir
Sudah menjadi takdir bagi senja untuk
meredupkan terangnya matahari menjadi langit malam
Kaukah senja itu???
Bila Tiba
Sebuah pengharapan terlahir
dari sebuah pertemuan
Seakan takdir mulai
menampakkan wujudnya
Menantikan detik yang berlalu
lambat didalam kesendirian
Memetik kasih yang mungkin
akan segera diberikan Tuhan
Namun takdir belum memutuskan
Seonggok keanggunan yang
ditawarkan ternyata hanyalah sebuah belati
Menciptakan luka kecil dan
menghadirkan perih yang mendalam
Dan menjadikan sebuah harapan
menjadi asa yang tak bermakna
Kuyakinkan dalam hati...
Surga Dikakimu
280 hari bukanlah waktu yang
singkat
Beban yang kuberikan seakan
begitu mudah kau jalani
Kekuatan hati dan kasih
sayang menjadi penopang
Atas semua kesakitan dan
keluh kesah selama mengandungku
Didasari keikhlasan kau
menjagaku
Dilandasi kelembutan kau
merawatku di rahimmu
Menjadikanku seonggok daging
yang siap melawan dunia
Memberikanku pembekalan dari
semua sifat mulia yang kau miliki
Pemenang Dihatimu
Teriknya
Matahari diubun kepala tak mengindahkan hatiku untuk tidak terus tersenyum
didalam sejuk
Kulihatnya
dipucuk singgasana sedang menari dengan riangnya
Meresapi
belaian tawa yang semakin lembut
Dan
membawaku pada sebuah pengharapan terbaik yang pernah Tuhan beri
Hey…..
lihatlah seonggok daging dengan cinta ini
Tengoklah
kemari
Yang
hampir membinasakan egonya demi sebuah mata cantik yang membias tepat disudut
relung kalbu
Nikmatilah
setiap jengkalan jemari per jemari dari kasih yang ditawarkan
Ambillah
ini untukmu
Dan
teruntukmu pula
Sang
bunga hati yang sempat hampir tak tergenggam
Kuberikan
hatiku agar kau bisa melihat bagaimana cinta menjagamu
Meski
lamunan ingatkan bahwa aku tak sendiri disini
Tapi
niat suci yang bersimpuh pada Illahi ini tak akan surut bersama rasa takut
Hingga
aku menjadi pemenang dihatimu
Maka
ambillah semua ini memang untukmu
Menanti Senja
Dari tengah ke barat
Menoreh pada garis kehidupan
Sebuah perjalanan kecil seperti biasanya
Terbang, rebah, hanyut, lalu tenggelam bersama alam
Menikmati senja temaram yang kian menghilang
Di penghujung hari yang menjadi asing diperaduan
Ada cerita ada pula tulisan
Sesekali menampakkan wujudnya dan menghadirkan kekaguman
Tapi hidup akan selalu begitu
Menghabiskan cahayanya untuk menggelapkan sisanya
Terlebih pada sebuah senja yang terus mengamati dari
kejauhan
Bermula dari harapan untuk menjadi keindahan
Keindahan apabila senja masih ingin datang
Sebuah ketetapan atas takdir bagi senja untuk menghiasi
Memberikan senyum bagi siapa saja yang melihatnya
Menghadirkan sayup teruntuk yang juga menikmatinya
Kudengar denting minor disetiap akhir dari barisan bias
cahaya
Namun berbisik lirih agar aku tetap duduk disana
Bukan untuk kedinginan, bukan untuk hilang dalam kecemasan
Melainkan untuk tetap menikmati senja yang mungkin akan
datang
Bisa saja senja itu rindu
Mungkin saja senja itu cinta
Atau mungkin senja itu doa yang sama
Dan bila senja ingin kembali datang
Maukah kau duduk disini menemani.....
Karena Ku Sayang Kamu
Seandainya kau
ada disini denganku
Mungkin ku
tak sendiri
Hanya
bayanganmu yang selalu
menemaniku
Hiasi malam
sepiku
Kuingin bersama
dirimu
Ku tak
akan pernah berpaling
darimu
Walau kini
kau jauh dariku
Kan s'lalu
kunanti
Karna ku
sayang kamu
Hati ini
selalu memanggil namamu
Dengarlah melatiku
Ku berjanji
hanyalah untukmu cintaku
Tak kan
pernah ada yang
lain
Sampai
nafas terakhir ku kan cintaimu
Adakah rindu
dihatimu
Seperti rindu
yang kurasa
Sanggupkah kuterus
terlena tanpamu disisiku
Ku kan
s'lalu menantimu
Dermaga Penantian #PUISI
Ku singkap hati
sedalam yang ku mampu
Mencoba mencari arti
dari sebuah kesungguhan
Jawaban dari gundah
dan resah yang berselimut ketakutan
Menelaah jauh dalam
kenangan yang tak berarah
Mereka sebut itu
rindu
Tapi bagiku ini
penyesalan
Dimanakah kau yang
kucinta sekarang ?
Kala mencari tak
sampai diujung jalan
Lunglai terhunyung
pada langkah yang tak biasa
Berharap
ada dirimu saat ku tengah bersinggah
Sejenak menghela
nafas lalu tersenyum menatapmu
Mencoba menuntut
kasih manis diperaduan
Namun yang tersisa
dari angan itu adalah dirimu yang membatu
Setelah kubunuh
sendiri perasaanmu untukku
Janjiku terpatri
Perjuanganku tak
berhenti sampai disini
Begitupun doaku yang selalu
indah nan harum surgawi
Maka di dermaga
inilah aku menanti
Tersudut pada
kebodohan dan menunggu mati
Karena kitalah
Malaikat bersayap satu yang dapat terbang jika saling memeluk kembali
Di Pelupuk Senja #PUISI
Angin berhembus menyibakkan
keraguan di benakku
Kurasakan kehidupan telah
berubah
Satu persatu sosok bayangan
putih menghilang dari pandangan
Tergantikan oleh kegelapan
yang menyatu menutupi kesemua inderaku
Seperti halnya seekor burung
kecil yang terpisah dari induknya
Tanpa arah dan tujuan kemana
harus mengepakkan sayap
Bak itulah hati ini
terbelenggu oleh kebingungan
Kehilangan arah, kehilangan
akal, kehilangan semua yang menghiasi
Memejamkan mata menjadi sebuah
kesempatan kecil
Mencoba untuk melawan dan
menikmati kegelapan tadi
Membayangkan duduk dipangkuan
sang alam
Menghadap langit jingga
setengah biru yang membentang
Menundukkan kepala dan
memohon doa kepada sang pencipta
Agar kelak ada secercah
harapan agar tubuh ini bisa melanjutkan perjalanan
Dan bukan diam seperti ini
20 Juli 2013
Andin Destian
Minggu, 01 Maret 2020
Awas Cinta Jatuh
Berlari cepat tak membuat seseorang akan cepat sampai di tujuannya
Bisa jadi dia kelelahan
Atau malah hilang arah lalu tumbang
Maka perlahan adalah satu-satunya pilihan
Meski perlahan tak jua menjanjikan untuk bisa sampai ditujuan
Sedari itu cobalah, agar kelak tahu sampai dimana kekuatan sesungguhnya
Apakah benar terselip sebuah kegigihan atau hanya rasa takut sendirian
Sama halnya dengan hidup didunia
Yang terkadang harus melawan logika dengan perasaan
Entah siapa yang akan keluar menjadi pemenangnya
Karena sejauh hati berarah, tak kunjung jua keluar sebuah jawaban
Tapi tak ada yang harus dirisaukan
Karena bila benar ini bukan sebuah buaian
Maka ombakpun akan mampu dipecah hanya dengan buih dilautan
Tempatnya cukup sulit untuk dijangkau
Dan tak mudah untuk ditaklukkan
Karena penawar belum nampak diujung kalimat
Dan persimpangannya masih jelas terasa dihadapannya
Bukankah matahari selalu menanti pagi?
Lalu kenapa malam juga ingin larut dalam syahdu temaramnya rembulan?
Jangan di analogikan
Jangan di umpamakan
Jangan diasumsikan
Ini lebih dari sebuah cerita masa depan
Awas.... nanti cinta jatuh
Tersungkur dalam lembah harapan
Awas.... nanti cinta jatuh
Mati dalam kenangan dan menutup pintu kebahagiaan
Sepenggal Sajak
Gubahan A.D
Bisa jadi dia kelelahan
Atau malah hilang arah lalu tumbang
Maka perlahan adalah satu-satunya pilihan
Meski perlahan tak jua menjanjikan untuk bisa sampai ditujuan
Sedari itu cobalah, agar kelak tahu sampai dimana kekuatan sesungguhnya
Apakah benar terselip sebuah kegigihan atau hanya rasa takut sendirian
Sama halnya dengan hidup didunia
Yang terkadang harus melawan logika dengan perasaan
Entah siapa yang akan keluar menjadi pemenangnya
Karena sejauh hati berarah, tak kunjung jua keluar sebuah jawaban
Tapi tak ada yang harus dirisaukan
Karena bila benar ini bukan sebuah buaian
Maka ombakpun akan mampu dipecah hanya dengan buih dilautan
Tempatnya cukup sulit untuk dijangkau
Dan tak mudah untuk ditaklukkan
Karena penawar belum nampak diujung kalimat
Dan persimpangannya masih jelas terasa dihadapannya
Bukankah matahari selalu menanti pagi?
Lalu kenapa malam juga ingin larut dalam syahdu temaramnya rembulan?
Jangan di analogikan
Jangan di umpamakan
Jangan diasumsikan
Ini lebih dari sebuah cerita masa depan
Awas.... nanti cinta jatuh
Tersungkur dalam lembah harapan
Awas.... nanti cinta jatuh
Mati dalam kenangan dan menutup pintu kebahagiaan
Sepenggal Sajak
Gubahan A.D
Rabu, 12 Februari 2020
NUR
Nur, begitu orang memanggilnya.
Seorang remaja masa kini dengan segala keceriannya. Layaknya remaja pada umumnya dengan semua hobi yang dipunya. Mulai dari nongkrong, jalan ke mall, nonton, hingga rajin beraktifitas di sosial media. Yaaa..... ialah seorang perempuan bertubuh kecil yang selalu menabur senyum dan tawa untuk dunia. Sampai semua itu terjadi dengan begitu singkatnya.....
Dalam kesehariannya, ia yang baru saja lulus dari bangku SMA beberapa tahun silam ini juga merupakan aktifis muda pada sebuah organisasi. Meskipun tergolong baru di organisasi itu, namun dengan semangatnya ia bisa dengan cepat belajar dan beradaptasi. Maka tak ayal ia sering dipercaya untuk mengerjakan sesuatu hal yang cukup penting di organisasinya tersebut. Bahkan karena paras cantik dan kulit putihnya, beberapa diantara anggota organisasi tersebut juga ada yang ingin mendapatkan hatinya. Sampai semua itu terjadi dengan begitu singkatnya.....
Hari itu matahari sangat terik. Seakan mencoba membakar ubun-ubun siapa saja yang tepat berada dibawahnya. Dilangkahkannya kaki perlahan untuk mengarah ke pelataran rumah. Segera ditariknya helm yang tergeletak disebuah meja kayu kecil didekat pot bunga. Hari ini, ia akan melakukan pertemuan dengan para anggota di organisasinya tersebut untuk membahasa suatu pekerjaan.
Perjalanan harus ditempuh sekian kilometers untuk bisa sampai dilokasi pertemuan tersebut.
Debu, asap dan terik menjadi teman sesaat diperjalanan itu.
Tepat pukul 13.10, kulihat ia dari dalam pagar besi berwarna hijau sedang bergegas memakirkan motornya. Aahhh.... akhirnya kulihat senyum manis dan wajah lucunya dari kejauhan. Meskipun aku tahu senyum itu hanyalah sebagai permohonan maaf atas keterlambatannya. Yasudahlah.... tak mengapa fikirku dalam hati.
Sejak mimpiku tentangnya beberapa hari yang lalu, entah mengapa bayangnya selalu ada di benakku hingga saat ini. Bahkan tak jarang jantungku berdebar bila disampingnya. Aneh.... tak biasanya seperti ini. Karena memang mengenalnya sudahlah cukup lama, meskipun saat pertama melihatnya aku memang mendapat kesan yang sama anehnya.
Rapat selesai di pertemuan siang itu. Banyak sekali agenda tersusun yang akan kami jalani bersama tim. Dan hampir semua ada dirinya. Pasti akan seru dan menyenangkan, semoga saja begitu harapku dalam hati.
Dan setelah berjalan sekian hari dari hari itu, benar adanya. Kejanggalan terus kurasakan. Lebih dari senang dan seru bahkan. Aku bisa melihat senyumnya lebih lama dari biasanya. Aku bisa melihat matanya lebih dalam daripada biasanya. Kucoba mencari dan menafsirkan apa yang tersirat dari cara dia menatapku. Tapi tak kutemukan jawaban. Mungkin aku yang masih belum baik dalam menafsirkan, atau memang tak pernah ada jawaban. Entahlah..... Allah SWT yang lebih paham.
Dan setelah daripada hari itu, tak hanya dalam agenda kegiatan kita bertemu. Sesekali kami mengatur waktu untuk sekedar jalan bersama, nonton, ataupun bersama-sama menikmati senja di ufuk barat yang akan terbenam dengan indahnya.
Lama sudah tak kunikmati hari-hari seperti ini, setelah kekhilafan dan beberapa kesalahanku terdahulu yang sempat merusak perasaanku sendiri.
Kembali aku tak mengetahui ada apa sebenarnya dengan ini. Kucoba nikmati setiap waktu bersamanya. Apapun itu, sekecil apapun itu, sedikit apapun itu. Hingga akhirnya ada namanya disetiap sujud akhirku. Huffttt..... semakin tak karuan dibuatnya. Biarlah.... aku hanya mencoba menjadi selayaknya manusia yang harus ikhtiar dan berdoa disaat mengingkan sesuatu. Ya... kurasa aku menginginkannya. Bahkan sekarang lebih dari itu.
Rabu, pukul 14.00 aku sudah ada dibawah rumahnya. Menjemputnya untuk beraktifitas bersama dalam urusan kerjaan. Seperti biasa, berdebar-debar jantung ini dibuatnya. Namun sebisa mungkin kuatur nafas ini agar tak terlihat canggung dihadapannya. Sebenarnya aku paham, sadar, dan mengerti benar bahwa adalah sebuah kebodohan mencintai seorang yang sudah tak sendiri. Tapi logikaku kembali tak sanggup melawan hati. Dan terus kunikmati saja dari semua yang aku rasakan. Sembari terus kusugestikan bahwa aku tak mengetahui bahwa ia sudah berdua. Yaa, berpura-pura tidak tahu adalah langkah yang kuambil saat ini. Selebihnya akan kuserahkan kepada sang Illahi untuk kedepannya. Dan kutanamkan mental yang sangat kuat atas segala resiko terburuk yang mungkin akan aku dapati di akhir cerita kelak. Karena sangat mungkin sekali cerita ini akan berakhir dengan perih. Yang penting maju saja, apa yang dirasa harus kusampaikan dengan segala cara. Begitu menurutku..... Semoga kali ini berbeda gumamku dalam hati.
Dari keterbatasan itulah aku mencoba untuk menjadi seorang yang bermanfaat untuknya. Sekalipun aku juga masih sangat buruk sebagai manusia dihadapan Allah SWT. Terus mengingatkannya pada kebaikan dan berusaha memperbaiki diri serta melayakkan diri semisal ada jalan untuk bisa bersanding dengannya nanti.
Dan berharap pada sang pencipta rasa agar kelak semua menjadi kepingan kenangan indah yang bisa disimpan untu selamanya.
Aku hanya perlu berpura-pura, aku hanya perlu usaha dan doa, aku hanya perlu berbagi cerita dengannya.
Semoga senyum lucunya selalu ada untukku, dan hanya untukku.....
Perjalanan harus ditempuh sekian kilometers untuk bisa sampai dilokasi pertemuan tersebut.
Debu, asap dan terik menjadi teman sesaat diperjalanan itu.
Tepat pukul 13.10, kulihat ia dari dalam pagar besi berwarna hijau sedang bergegas memakirkan motornya. Aahhh.... akhirnya kulihat senyum manis dan wajah lucunya dari kejauhan. Meskipun aku tahu senyum itu hanyalah sebagai permohonan maaf atas keterlambatannya. Yasudahlah.... tak mengapa fikirku dalam hati.
Sejak mimpiku tentangnya beberapa hari yang lalu, entah mengapa bayangnya selalu ada di benakku hingga saat ini. Bahkan tak jarang jantungku berdebar bila disampingnya. Aneh.... tak biasanya seperti ini. Karena memang mengenalnya sudahlah cukup lama, meskipun saat pertama melihatnya aku memang mendapat kesan yang sama anehnya.
Rapat selesai di pertemuan siang itu. Banyak sekali agenda tersusun yang akan kami jalani bersama tim. Dan hampir semua ada dirinya. Pasti akan seru dan menyenangkan, semoga saja begitu harapku dalam hati.
Dan setelah berjalan sekian hari dari hari itu, benar adanya. Kejanggalan terus kurasakan. Lebih dari senang dan seru bahkan. Aku bisa melihat senyumnya lebih lama dari biasanya. Aku bisa melihat matanya lebih dalam daripada biasanya. Kucoba mencari dan menafsirkan apa yang tersirat dari cara dia menatapku. Tapi tak kutemukan jawaban. Mungkin aku yang masih belum baik dalam menafsirkan, atau memang tak pernah ada jawaban. Entahlah..... Allah SWT yang lebih paham.
Dan setelah daripada hari itu, tak hanya dalam agenda kegiatan kita bertemu. Sesekali kami mengatur waktu untuk sekedar jalan bersama, nonton, ataupun bersama-sama menikmati senja di ufuk barat yang akan terbenam dengan indahnya.
Lama sudah tak kunikmati hari-hari seperti ini, setelah kekhilafan dan beberapa kesalahanku terdahulu yang sempat merusak perasaanku sendiri.
Kembali aku tak mengetahui ada apa sebenarnya dengan ini. Kucoba nikmati setiap waktu bersamanya. Apapun itu, sekecil apapun itu, sedikit apapun itu. Hingga akhirnya ada namanya disetiap sujud akhirku. Huffttt..... semakin tak karuan dibuatnya. Biarlah.... aku hanya mencoba menjadi selayaknya manusia yang harus ikhtiar dan berdoa disaat mengingkan sesuatu. Ya... kurasa aku menginginkannya. Bahkan sekarang lebih dari itu.
Rabu, pukul 14.00 aku sudah ada dibawah rumahnya. Menjemputnya untuk beraktifitas bersama dalam urusan kerjaan. Seperti biasa, berdebar-debar jantung ini dibuatnya. Namun sebisa mungkin kuatur nafas ini agar tak terlihat canggung dihadapannya. Sebenarnya aku paham, sadar, dan mengerti benar bahwa adalah sebuah kebodohan mencintai seorang yang sudah tak sendiri. Tapi logikaku kembali tak sanggup melawan hati. Dan terus kunikmati saja dari semua yang aku rasakan. Sembari terus kusugestikan bahwa aku tak mengetahui bahwa ia sudah berdua. Yaa, berpura-pura tidak tahu adalah langkah yang kuambil saat ini. Selebihnya akan kuserahkan kepada sang Illahi untuk kedepannya. Dan kutanamkan mental yang sangat kuat atas segala resiko terburuk yang mungkin akan aku dapati di akhir cerita kelak. Karena sangat mungkin sekali cerita ini akan berakhir dengan perih. Yang penting maju saja, apa yang dirasa harus kusampaikan dengan segala cara. Begitu menurutku..... Semoga kali ini berbeda gumamku dalam hati.
Dari keterbatasan itulah aku mencoba untuk menjadi seorang yang bermanfaat untuknya. Sekalipun aku juga masih sangat buruk sebagai manusia dihadapan Allah SWT. Terus mengingatkannya pada kebaikan dan berusaha memperbaiki diri serta melayakkan diri semisal ada jalan untuk bisa bersanding dengannya nanti.
Dan berharap pada sang pencipta rasa agar kelak semua menjadi kepingan kenangan indah yang bisa disimpan untu selamanya.
Aku hanya perlu berpura-pura, aku hanya perlu usaha dan doa, aku hanya perlu berbagi cerita dengannya.
Semoga senyum lucunya selalu ada untukku, dan hanya untukku.....
Minggu, 02 Februari 2020
Nafas Terakhir
Sembab.....
Cairan hangat mulai tak terbendung membasahi
Bergetar begitu menukik tajam dan menghantam tepat ditengah perasaan
Tak berarah menjelma sampai ke sudut otak kiri
Melayang dan lunglai dibuatnya
Menciptakan rasa baru yang mereka sebut perih
Tepat kala berada disepertiga hari
Sebuah tragedi yang kusadari adalah sebuah takdir
Menyingkap janji yang memang sudah tertuliskan sebelumnya
Untuk berkenan kembali disuatu hari
Disebuah waktu yang tak biasa bahkan hanya sekali dirasa
Menjadikannya sebagai perumpamaan kecil tentang makna hidup sesungguhnya
Sebagai perumpamaan sederhana tentang perjalanan baru yang akan ditempuh
Sebagai perumpamaan baru tentang kelanjutan jiwa itu sendiri
Dalamlah ia merasuk
Begitu terik ia di dasar segenap terowongan jiwa
Kala raga ikut menjadi saksi
Ketika salah satu insan terbaik di mata harus didekap dalam hangatnya pelataran akhir singgasana
Seorang yang pernah berjuang
Seorang yang selalu mencoba untuk ada
Yaaa..... nelangsa yang lahir dari sebuah penggalan kenangan
Yang masih kucoba untuk menikmatinya
Sungguh bahkan pada detik terakhir kata ini terangkai
Masih kuingat jelas hela nafas terakhir dari sang Ayah tercinta
Cairan hangat mulai tak terbendung membasahi
Bergetar begitu menukik tajam dan menghantam tepat ditengah perasaan
Tak berarah menjelma sampai ke sudut otak kiri
Melayang dan lunglai dibuatnya
Menciptakan rasa baru yang mereka sebut perih
Tepat kala berada disepertiga hari
Sebuah tragedi yang kusadari adalah sebuah takdir
Menyingkap janji yang memang sudah tertuliskan sebelumnya
Untuk berkenan kembali disuatu hari
Disebuah waktu yang tak biasa bahkan hanya sekali dirasa
Menjadikannya sebagai perumpamaan kecil tentang makna hidup sesungguhnya
Sebagai perumpamaan sederhana tentang perjalanan baru yang akan ditempuh
Sebagai perumpamaan baru tentang kelanjutan jiwa itu sendiri
Dalamlah ia merasuk
Begitu terik ia di dasar segenap terowongan jiwa
Kala raga ikut menjadi saksi
Ketika salah satu insan terbaik di mata harus didekap dalam hangatnya pelataran akhir singgasana
Seorang yang pernah berjuang
Seorang yang selalu mencoba untuk ada
Yaaa..... nelangsa yang lahir dari sebuah penggalan kenangan
Yang masih kucoba untuk menikmatinya
Sungguh bahkan pada detik terakhir kata ini terangkai
Masih kuingat jelas hela nafas terakhir dari sang Ayah tercinta
Minggu, 26 Januari 2020
Terjebak Dalam Lelap
Gubahan :
A.D
Samudera
begitu tenang
Menyongsong
cahaya matahari yang mulai temaram dipelupuk senja
Seakan tersenyum
manis untuk menyambut sang rembulan
Yang
bergerak perlahan dalam rasa
Beradu dalam
debar jantung yang menggebu
Dan hasrat
yang menggila hampir tak terbendung
Ada
sentuhan, ada nafas, ada kejutan, ada ketiadaan
Bersatu padu
dalam angin yang tak kencang
Mencoba
untuk mengganggu waktu yang harusnya telah terlelap
Dan menjebak
dalam angan yang tak seharusnya
Gila…. Aneh….
Konyol….
Entah apa
itu namanya…..
Kosong, terdapati
tabung hati yang kosong
Buram,
tersingsingkan gerak yang hampa
Tak bersuara
namun berteriak
Tak
bergeming namun mencoba
Tak tersadar
namun berharap
Sungguh
keparahan yang teramat parah
Terjebak….
Terlelap…. Terjebak…. Terlelap….
Lalu terjebak
dalam lelapnya…..
Rabu, 22 Januari 2020
Cerita Tentang Hari Ini
Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh…. Wahai para pembaca setianya Raja Enggang hehehe…..
Piye kabaree???
Setelah
sekian lama jari-jari ini nggak beraksi
di keyboard, akhirnya bela-belain tengah malam ngerangkai kata untuk nuangin
pengalaman 2 hari yang lalu. Yaa takut juga sih ntar bakal keburu lupa, basi,
dan sibuk sama kerjaan yang lain.
Pengalaman
yang mungkin akan diceritakan ke anak cucu nanti, sebagai bukti bahwa Ayahnya
adalah seorang petualan sejati. Ciyyyeeeeee anak cucu, kaya udah ada aja calon
Bundanya anak-anak wkwkwk.
Berangan-angan
dikit nggak papa kali yaaa, anggap aja sebuah doa dan kode ke Allah SWT biar
segera dipertemukan gitu.
Udah aahhh….
Malah keterusan curhat yang ada. Bisa panjang dan melenceng yang ada hohohooo….
Singkat
cerita, ada sebuah progress yang harus diselesaikan. Yang melibatkan beberapa
Komunitas Budaya serta beberapa makhluk Tuhan Yang Paling Sexy, ehh makhluk
Tuhan yang luar biasa maksudnya. Dan progress tersebut harus dikerjakan
dibeberapa lokasi yang cukup jauh, jauh, jauh, dan jauh serta dalam, dalam,
dalam, sedalam lautan India. Karena memang sengaja ingin menyesuaikan dan
menyelaraskan antara pekerjaan yang akan dilakukan dengan kebutuhan –
kebutuhannya.
Perjalanan
menyenangkan itu dimulai 3 hari yang lalu. Saat dimana kita sudah
mempersiapkannya dengan cukup matang. Hmmm…. Btw pada penasaran nggak sih
tentang progress apa yang sebenarnya sedang dibuat???? Tapi sorry loh guys,
progress itu nggak bisa terjelaskan disini karena masih menjadi sebuah rahasia
yang sangat teramat rahasia gitu men….. Dan di tulisan kali ini aku hanya
mencoba menceritakan tentang segala yang kami dapat dalam proses tersebut.
Huuufftttt….
Baiklah. Mari kita berdoa menurut Agama dan kepercayaan masing-masing lalu kita
telaah pelajaran apa yang bisa dipetik dari sebuah “Cerita Tentang Hari Ini”.
Momen cukup
langka, karena bisa merasakan kombinasi antara rasa lelah, emosi, senang, haru,
takut, marah, ragu, seru, bangga, sedih, badmood, dan cinta. Eciiyyeee ciyyee
ciyyeee….. Kalau ngomongin cinta ini rada gimanaaaa gitu. Berasa jadi orang
yang paling paham tentang cinta aja wkwkwkwk.
Eittsss…
tapi beneran loh, semua rasa itu memang terasa banget di perjalanan kemaren.
Dan satu hal yang pasti, tidak ada rasa “SESAL” sedikitpun atas apa yang sudah
terlewati. Karena pengalamannya udah cukup banget buat ngilangin rasa itu. Dan
cinta disini bukan menjerumus ke difinisi suka pada sesuatu atau seseorang
gitu. Melainkan lebih kepada sesama insan manusia dan secara umum gitu, yaaa
walaupun tetap ada kisah romantis terselip didalamnya. Hmmm…. Tapi bukan aku
loh yaaa, buat yang merasa-merasa aja deh.
Uhukk uhukk uhhuukkk
(sampai tebatuk nih ceritanya).
Dan dari
semua rasa yang didapat tadi, lahirlah sebuah kebersamaan yang sangat terasa
banget secara pribadi. Makan bareng-bareng, tersesat bareng-bareng, marah
bareng-bareng, kehabisan air bareng-bareng, kelaparan bareng-bareng, tidur
dilantai dan di tanah bareng-bareng, bahkan mandipun bareng-bareng loh guys
(tapi mandinya sesama jenis kelamin loh yaa).
Hal
demikianlah yang sangat menyisakan kesan berarti di sudut otak kiri ini.
Arrgghhh…. Ingin sekali rasanya bisa kembali melewati momen itu bersama-sama
disuatu saat nanti. Yaaa…. Semoga kelak Allah ulang kembali momen ini….
Perjalanan
dimulai dari kota, ke daerah pinggiran kota, masuk ke pedalaman hutan
belantara, sampai kesebuah perkebunan di sudut kota. Dimulai dari menggunakan
kendaran bermotor, berjalan kaki, bahkan sampai harus melewati jalur-jalur
ekstrem yang sangat menantang. Hmmm kalau dihitung-hitung semua perjalanan itu
kami tempuh kurang lebih sejauh 100km. Dan itu belum termasuk jalan kembali
kerumah masing-masing loh. Jarak aja bisa sejauh itu, apalagi mimpiku untuk
bersamamu wkwkwkwk #ndakurus.
Dari sekian panjang perjalanan itu, banyak
banget hal-hal yang bisa dipetik. Mulai dari nilai positif sampai yang negatif.
Kalian mau dengar yang mana dulu nih??? Atau nggak mau dengar sama sekali???
Kalau nggak yaa nggak papa juga, jadinya berentian deh nulisnya wkwkwk. Okelah,
aku ceritain yang positifnya dulu kali yaa…. Oke silahkan disimak.
Momen dimana
kita bisa belajar tentang sebuah perjuangan, yang mana dalam sebuah harapan
untuk pencapaian maksimal juga sangat dibutuhkan perjuangan. Meskipun terkadang
karena Allah yang terlalu baik, tanpa harus berjuang keras pun kita sudah bisa
mendapatkan hasil yang sangat baik. Tapi pada kesempatan kali ini, perjuangan
itu harus kami lakukan. Dengan berjalan kaki sekian kilometer, dengan membawa
barang-barang pribadi, dengan membawa segala perbekalan makanan, juga segala
kebutuhan-kebutuhan untuk perkerjaan kami. Dan itu jumlahnya nggak sedikit loh
guys, bahkan beberapa diantaranya memiliki berat yang cukup membuat urat-urat
harus menonjol dipermukaan kulit.
Tapi berkat
izin Allah, berkat kerjasama dan toleransi satu sama lain, semuanya
Alhamdulillah bisa kita lewati dengan santuy loh….. Lelahnya itu seakan hilang
ketika melihat senyum satu sama lain, ketika mendengar gelak tawa bersama,
ketika menikmati keseruan dalam berbincang, bisa makan bareng-bareng, menuhin
memory handphone dengan poto-poto bersama. Arrrggghhhh….. seru kalilah
pokoknya.
Dan ada
beberapa momen paling The Best versi On The Spot yang terjadi selama 3 hari
itu. Ketika ada yang bener-bener ikhlas dan rela membantu, memotivasi, serta
menunggu salah satu teman yang sakit. Saling memijit-mijit kaki yang sama-sama
lelah, saling membantu meringankan beban bawaan ketika ada beberapa yang sudah
tak sanggup lagi untuk mengangkatnya. Masya Allah, itu berkesan banegt loh
guys. Kental banget kekeluargaan, kebersamaan, dan kerja samanya.
Tapi sebagai
layaknya manusia biasa yang tak punya bunga dan punya harta, mengeluh itu tetap
ada lah sesekali hehehe….. Yaaaa mungkin karena faktor lelah juga sih. Belum
lagi kalau ingat kejadian-kejadian konyol, aneh, lucu, dan beberapa musibah
yang juga agak lucu wkwkwkwk. Semuanya tetap bisa dijalanin dengan hebring…..
ehh tapi beneran loh, musibahnya itu agak lucu. Yaa bukannya mau tertawa diatas
penderitaan orang lain sih…. tapi ketika melihat teman terjatuh berkali-kali
karena hal yang sama, mobil yang masuk ke lobang setelah ngomong yang nggak
baik, tragedi of “Muntah Kuning”, tangan keseleo, kaki terkilir, jatoh ketindis
motor, ditambah lagi sempat hampir jatuh karena terlalu PD ngelewatin jalanan
berlumpur dengan kecepatan yang tinggi dan berbonceng 3, agak-agak lucu serem
gitu sih jadinya.
Terus sisi
negatifnya?????
Banyak juga
sih kalau nggak salah, mulai dari harus buang air sembarangan, ngomongin yang
kurang baik dibeberapa kesempatan, ada barang-barang yang ketinggalan, rusak,
bahkan hilang tak berwujud, salah perhitungan mengenai penyediaan stok makanan
dan minuman, dan beberapa kali keceplosan buang mantan (eiitsss, sampah
maksudnya) yang tidak pada tempatnya. Ohhh iyaaa 1 lagi, CINLOK. Ini juga nilai
negatif guys. Kenapa negatif???? Karena bisa membuat iri bagi para Jomblowan
dan Jomblowati yang melihatnya. Yaaaaa Nasiibbb ndroooo……
Nahh yang
begini-gini kan bisa kita jadikan pelajaran yang harus dibenahi kalau dikemudian
hari bakal ketemu momen yang beginian lagi. Dan semoga ketika akan nemuin kisah
perjalanan baru lagi, semuanya bisa lebih seru dan berasa lagi. Aamiin…..
Okeee…. Sisi
positif udah, sisi negatif udah kita bahas. Tapi masih ada 1 sisi lagu nih guys…..
Apaan yok?? Ada yang tau kah??? Hitung sampai 3 yaaa, kalau nggak ada yang bisa
jawab baru dikasih tahu.
Satu
Dua
Tiga
Yaaaa anda
benar…. Yang belum terbahas adalah sisi Gaibnya.
Huhuhuhuuuuu
serem kali laay…..
Yaaa namanya
juga alam terbuka, tempat-tempat yang belum terjamah, apalagi kita bukan warga
setempat yang kenal situasi dan cerita disana. Hmmm….. jadi agak-agak merinding
loh ini nulisnya. Apalagi sekarang sudah tengah malam, duduk diruang tamu yang
gelap, sendirian. Hmmm….. adakah yang mau nemanin??? Nemanin sampai rambut
hitam ini tua memutih wkwkwkwk #ndakurus
Ada beberapa
momen ganjil yang kami temukan. Ehh berdua aja sih, karena nggak nanyain ke
yang lain. Yaa kali aja beberapa diantara mereka juga ada yang ngalamin tpi
nggak mau cerita gitu.
Berikut adalah
momen-momen janggal yang Aku dan dia temuin, ciiieeeee dia. Sapaatuhhhh…..
arggghhh Nadak urus wkwkwkwk.
Ini dia :
1. Melihat
semacam kamera ditengah hutan, liatnya sih waktu malam hari. Ketika kami
berjalan menuju perkebunan karet gitu. Yakin banget sih kalau itu kamera, karena
sempat berhenti untuk ngeliatin itu doang. Tapi yaa buat apa ada kamera
ditengah hutan? Duhhh entahlah itu
beneran kamera atau sesuatu yang menyerupai untuk mengawasi perjalanan kami di
malam hari itu
2. Berpindah
tempat tidur, ada perubahan letak posisi tidur dari saat tidur sampai bangun. Dan
perubahan posisi itu sangat signifikan loh. Dari ujung keujung, bahkan
sebaju-bajunya pun berubah ketika ngeliat sebelum tidur dan pas bangun tidur.
Duhhhh merinding euuyy……
3. Nama yang
dipanggil berbisik (2x) saat menuruni bukit untuk pergi kesungai demi merasakan
segarnya mandi setelah 2 hari nggak mandi. Ada suara tapi nggak ada wujud, apa
nggak seram brooo….
4. Momen
ketika melihat sosok yang tak beraturan didekat lampu gantung di kamar, waahh
seriusan ini nulisnya sambil merinding loh. Nggak tau dah itu apaan.
Huuuffttttt…..
lumayan serulah yaa untuk diceritakan ke orang-orang.
Begitulah kisah
cerita tentang hari ini. Seru, seru, dan seru banget terasa. Semuanya terasa
lebih berarti ketika bisa berada didekatnya lebih lama daripada biasanya
(didekat alam terbuka ya, jangan salah sangka dulu brooo).
Dan semoga
dari semua proses yang kami lewati, bisa melahirkan kualitas pencapaian yang maksimal
dari pekerjaan yang kami lakukan selama 3 hari disana.
THANKS FOR
READING ALL.
Semoga
bermanfaat, menginspirasi, dan sedikit mampu membunuh waktu untuk tidak
memikirkan dia yang sudah menyakiti kalian.
Satu pesan
terakhir….. “Cintailah Alam, maka semesta akan membalasnya itu untukmu….”
Langganan:
Postingan (Atom)