Jumat, 23 Agustus 2019

Prasangka

Assalamualaikum sanak saudara para pembaca sekalian yang diRahmati Allah SWT.
Alhamdulillah atas segala nikmat hingga masih bisa menulis kembali.
Semoga bisa bermanfaat dan menginspirasi, dan berharap bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Tak hentinya kita bersama berusaha mengingatkan kebaikan kepada semua, terlebih kepada diri sendiri. Karena sejatinya tak ada manusia yang sempurna, melainkan kitalah tempat salah dan khilaf bersarang.
Baik.... Bismillahirahmanirahim....
.
Prasangka....
Kalau didalam kamus Bahasa Indonesia, prasangka berarti membuat keputusan dalam berfikir tanpa mengetahui fakta yang relevan.
Itu artinya, prasangka itu terlahir tanpa punya dasar pemikiran ataupun bukti yang kongkrit.
Seperti menduga-duga, mengira-ngira, ataupun sekedar memprediksi.
Dan manusia, kita, semua, pada umumnya baik disadari atau tanpa disadari sering sekali berprasangka terhadap sesuatu.
Mau survey dulu nih, lebih banyak yang suka berprasangka baik atau yang berprasangka buruk yaa??? Hehehehe....
Kalau dari banyaknya sharing dengan temen-temen sih lebih banyak yang mudah berprasangka buruknya daripada yang baiknya.
Dan kalau kita telaah hati kita sendiri, tau nggak sih kenapa demikian???
Kalau aku sih jujur nggak tau juga 😁.
Yaaa mungkin karena hati kita masih banyak noda hitam yang belum terbersihkan kali ya.... jadinya sedikit-sedikit banyak negative thingkingnya.... mungkin.
.
Ada sebuah kisah suri tauladan dari Baginda Rasul, dimasa beliau datang ke kota Thaif.
Dimana Baginda Rasul ingin menyebarkan agama Islam. Namun malah mendapatkan hujatan, serangan, bahkan lemparan batu dari para penduduk Thaif.
Dan ketika Malaikat murka atas perbuatan mereka kepada Nabi Muhammad, Malaikat menawarkan untuk membinasakan dengan menimpakan gunung ke penduduk Thaif.
Tapi dengan mulianya Baginda Rasul masih berprasangka baik kepada mereka.
"Mereka hanya belum mengenalku saja" (kurang lebih maksudnya seperti itu yang disampaikan beliau kepada Malaikat Jibril, mohon maaf bila ada kesalahan).
.
Dari Beliau, kita belajar bagaimana berprasangka baik kepada manusia. Meski kita sedang dalam posisi yang terdzolimi.
Mungkin sulit, karena kita tak sesabar Nabi Muhammad. Kita bukan Nabi, belum tentu beriman dimata Allah, dan bukan seorang ahli surga. Tapi bukan berarti kita tidak bisa mencobanya didalam kasus ataupun kehidupan pribadi kita.
Yaaa semoga kita semua kelak bisa menjadi insan yang selalu memulai sesuatunya dengan prasangka baik, terutama terhadap Allah SWT.
Jazakumullah Khairon....