Rabu, 26 Maret 2014

Itu Bukan Aku....

Balikpapan menjadi pembuka pensi di Jambore Pemuda Daerah malam nanti, suatu kehormatan sekali rasanya. Setelah Balikpapan akan disusul dengan Kutai Barat, Kabupaten Berau, Samarinda, dan Mahulu.
Sejak sore, kami kontingen dari Balikpapan sudah melakukan persiapan. Mulai dari blocking panggung, glady, dan check sound. Setelah itu kami pun persiapan mengenakan baju dayak untuk pensi nanti. Kami akan menampilkan sebuah teatrikal puisi dalam tari yang kugarap sendiri. Dan Alhamdulillah 2 tahun berturut-turut memang akulah yang dipercaya sebagai penata gerak dan musik dari Balikpapan.
Sore itu, memang ada keanehan yang kurasakan. Seperti ada yang mengikuti bahkan mencoba mendekat dengan aku. Entah apalah itu…. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk ikut menari bersama para kontingen. Akupun heran kenapa tiba-tiba aku ingin menari, padahal sangat kurasakan kelelahan ditubuhku apalagi beberapa hari terakhir aku memang kurang istirahat dan terlalu banyak begadang.
Semakin dekat waktu untuk kami tampil, maka semakin aneh juga yang kurasakan pada saat itu. Tubuhku mendadak meriang dan berkeringatan terus menerus, padahal cuaca pada saat itu tidaklah panas. Tapi aku hanya menanggapinya secara positif saja, mungkin memang kondisi tubuhku yang mulai lemah fikirku.
Sampai tiba dimana MC membuka acara pada malam itu, lalu mengenalkan ketiga dewan juri yang berasal dari PPMI dan terakhir menyebutkan kontingan yang akan tampil mala mini.
“Jreenngg…. Reza menggenjrengkan gitarnya. Panca membuka suara dengan memberikan nada-nada mistis yang kuajarkan kepadanya. Lalu Ayu dan Ketty menyusul dengan lagu khas Kalimantan Timur “Leleng”. Puisi dibacakan, penari masuk, dan musik terus dimainkan. Sementara aku di bawah panggung bersiap untuk masuk kedalam tarian. Tiba masa aku masuk dengan pertunjukkann apiku. Kubakar dedaunan dan kertas serta kulengkapi dengan sedikit kemenyan untuk menciptakan bau-bau yang cukup menyeramkan. Kuletakkan di lantai, kukelilingi apinya, dan akhirnya kupadamkan dengan kakiku sendiri. Musikpun terus bergemuruh, tabuhan jimbe yang di mainkan oleh Reza terasa berbeda ditelingaku. Nafasku terus berderu mengikuti hentakkan musik, mataku semakin kabur namun tubuhku terasa sangat ringan. Bila kuingat-ingat sepertinya badanku bergerak sendiri. Hanya itu terakhir yang kurasakan. Saat aku membuka mata, yang ada disekelilingku adalah orang-orang yang ku kenal. Aku berada ditenda sudah tanpa perlengkapan tarianku. Aku sempat lupa apa yang sudah terjadi saat aku membuka mata, malahan aku berfikir bahwa aku belum sama sekali menari.
Akhirnya dijelaskan apa yang sebenarnya terjadi, bahwa yang menari tadi bukanlah aku.
Entah siapapun itu yang menari, tapi sudah mampu membuat banyak orang ketakutan.
Aku melihat rekaman saat aku menari, betapa terkejutnya aku melihat diriku sendiri menari tanpa sadarkan diri. Mataku terlihat putih semua, teriakkanku, dan gerakannya. Bukan seperti yang biasa kulakukan.
Apapun yang terjadi pada malam itu sangatlah luar biasa menurutku, mungkin ada berbagai macam faktor mistis yang menyebabkan itu semua.
Ternyata dari berbagai daerah, berbagai macam tari pedalaman yang kupelajari, ada nilai tinggi yang bisa kupetik. Sebuah penjiwaan, perasaan, dan pendalaman suasana sudah bisa aku lakukan.
Dan menurutku itu salah satu penyebab kenapa aku bisa menari tanpa sadarkan diri.

Ini adalah ceritanya, entar di upload videonya deh….

Selasa, 25 Maret 2014

From JPD to JPI


Hari ini adalah hari pelaksanaan Jambore pemuda daerah atau yang biasa disingkat JPD.
Sekaligus juga sebagai tahap penyeleksian menuju Jambore Pemuda Indonesia.
Kegiatan ini memang rutin diadakan setiap tahun, bahkan sudah menjadi agenda tahunan bagi Kementerian Pemuda dan olahraga.
Kegiatan yang selama 2 tahun ini diadakan di Ibukota provinsi Kalimantan Timur yaitu Samarinda, diikuti oleh 9 kota dan kabupaten yang tersebar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Yang mana nantinya, dari sekian banyak peserta yang mengikuti seleksi hanya akan ada 15 pemuda/pemudi yang diberangkatkan untuk mengikuti Jambore Pemuda Indonesia. Dan Daerah Istimewa Yogyakarta akan bertindak selaku tuan rumah pelaksanaan JPI  tahun 2014 ini.
Serangkaian kegiatan akan dilaksanakan di JPD ini. Mulai dari pembukaan langsung dari kepala dinas Pemuda Olahraga, lalu Dephile per kontingen kabupaten/kota, pameran masing-masing kabupaten/kota, senam bersama, tahap penyeleksian, pentas seni, dan berbagai pembekalan untuk para peserta.
Pada kesempatan kali ini, aku bertindak sebagai pendamping dari kontingen Balikpapan. Dengan mengirimkan 5 perwakilan yaitu Panca, Indah, Ayu, Ketty, dan Reza, mereka diberangkatkan pada tanggal 24 pukul 13.00. Sedangkan aku harus bertahan sejenak di Balikpapan karena harus mengisi acara pada malam harinya. Dan setelah menyelesaikan tugas sebagai talent diacara operator  “Tri”, aku langsung menuju kota Samarinda tepatnya di Stadion Utama Palaran. Tibalah aku disana pukul 02.30 dini hari.
Hari pertama terlihat cukup mengasyikkan, karena pukul 05.30 pagi para peserta sudah diwajibkan untuk melaksanakan senam pagi. Senam Jepen, itulah senam yang wajib diketahui bagi para peserta JPD dan JPI nantinya. Senam yang beberapa kurun waktu ini memang menjadi senam khas Provinsi Kalimantan Timur. Senam yang di diciptakan oleh salah satu PPMI (Purna Prakarya Muda Indonesia) angkatan 2009 dari Kutai Kartanegara yaitu Evha Darmayanti ini, memiliki gerakan-gerakan khas yang memang sesuai dengan namanya “Jepen”, yang berarti  sebuah senam dengan gerakan tari bernuansa Jepen.
Setelah senam mereka akan melakukan Dephile perkontingen Kabupaten/kota. Berbagai macam baju adat dan baju batik khas daerah mereka masing-masing, terlihat begitu meriah di lapangan. Aneka warna, corak, dan motif yang begitu variatif, menandakan bahwa Kalimantan Timur ini memang banyak sekali kebudayaan-kebudayaan yang sangat menarik.
Setelah Dephile selesai, mereka diberikan waktu untuk beristirahat sejenak sebelum mengikuti serangkaian tes. Pada kegiatan tes ini aku ditugaskan sebagai coordinator untuk tes pengetahuan umum. Tes paling ribet yang pernah aku tahu, karena memakan waktu yang paling lama. Tes yang lebih condong dengan pertanyaan-pertanyaan menipu, ataupun jajak pendapat.
Tes dimulai sejak pukul 11.00 dan berakhir pukul 21.30 malam harinya. Dan benar, hanya tes pengetahuan umum yang begitu memakan waktu.
Hari ketiga dan keempat sudah tidak ada tes lagi. Lebih kepada pentas seni per-Kabupaten/kota, pembekalan diri, potensi, perkenalan dan pengenalan apa itu JPI dan BPAP (Bakti Pemuda Antar Provinsi).
Sampai malam terakhir dimana ada hiburan dari band rasis tak bermoral yang sangat tak seberapa menurutku. Band lokal asal Samarinda yang menyanyikan lagu dengan kalimat-kalimat menghujat serta kasar dan kotor. Sungguh bukan pertunjukkan hiburan yang baik menurutku.
Setelah diisi oleh band tersebut, para peserta dikumpulkan untuk membentuk lingkaran disekitar api unggun untuk renungan malam dan motivasi diri. Dan dilanjutkan dengan pengumuman siapa-siapa yang berhasil lolos untuk mengikuti JPI dan BPAP serta diakhiri dengan sesi foto bersama. Kegiatan pada malam hari itupun diakhiri sekitar pukul 01.00 dini hari.
Tapi memang selalu terjadi pada malam terakhir, dimana para peserta lebih memilih untuk berkumpul, saling bergembira, bernyanyi, berjoget, dan bercerita daripada harus tidur.
Akupun ikut bergabung bersama mereka, menyanyikan lagu-lagu daerah, pop, dangdut, sampai mancanegara demi menghibur diri. Satu persatu dari sekian banyak mulai berguguran tak kuat menahan rasa kantuk yang mulai memberatkan kelopak mata mereka. Hingga akhirnya hanya tersisa 5 orang termasuk aku. Kamipun mengakhiri obrolan kami saat matahari sudah terbit di ufuk fajar sekitar pukul 06.00 pagi. Setelahnya kami semua langsung berkemas merapikan barang-barang karena pada pagi ini juga para peserta akan pulang kedaerahnya masing-masing.
Inilah kehidupan, ada pertemuan pasti ada jua perpisahan. Para peserta terlihat semangat sekali untuk cepat-cepat pulang. Karena mungkin mereka hanya menganggap perkenalan mereka hanya sekedarnya saja. Berbeda dengan aku dan rekan-rekan JPI angkatan 2013. Dimana ada airmata dan kesedihan yang menghiasi pagi itu. Kami saling berpelukan, menangis sedih karena harus terpisah jarak lagi dan entah kapan atau masih adakah kesempatan untuk kami berkumpul lagi. Kekeluargaan pada angkatanku sangatlah erat sekali, bahkan itu diakui oleh para senior di PPMI. Kami seperti terikat dalam satu tali persaudaraan yang kuat. Itulah yang kupahami selama ini…
Terspesial untuk Zhellma, Sheila, Fitra, Safa, Ipeh, Unank, Adef, Iva, Jonny, Fendi… Terima kasih kalian telah menyempatkan waktu untuk berkumpul di  Stadion Palaran. Tak memandang jarak, kalian datang dengan sebuah rasa kebersamaan. Dan untuk semua para PPMI dari berbagai angkatan… Good job atas eventnya.
SAMPAI JUMPA DI JPI YOGYAKARTA OKTOBER NANTI….

PEMUDA…..  MAJU!!!
OLAHRAGA…..  JAYA!!!
SIAPA KITA…..  INDONESIA!!!
KITA SIAPA…..  KALIMANTAN TIMUR!!!

KALIMANTAN TIMUR…..  GASAK-SUU!!!

Minggu, 23 Maret 2014

Rapat Euuyyy.....

Hari ini tanggal 23 Maret 2014, bertempatkan di salah satu cafe yang tidak boleh disebutkan namanya. Hahahahaa....
Obrolan DWMB dan FDWB dilaksanakan tepat pukul 20.00 waktu Balikpapan bagian selatan.
Dengan pokok pembahasaan mengenai ajang pengenalan wisata kepada para kaula muda yang memang sudah mulai memudar di jiwa mereka dan juga menyusun pembentukan struktur kepanitiaan untuk tour salah satu sekolah menengah pertama di Balikpapan.
Obrolan ini dihadiri oleh 12 Makhluk Tuhan yang sangat luar biasa menurut saya.
Pembahasan demi pembahasan terus berlanjut, berbagai adu argumen yang memang biasa terjadi didalam suatu obrolanpun juga terjadi pada malam hari ini.
Ada beberapa point dari para DWMB yang sedikit di revisi oleh para FDWB. Hal tersebut memang ditujukan agar DWMB 2014 ini bisa menjadi semakin baik dan solid dalam bekerja sama.

Jumat, 21 Maret 2014

Cape Sih Tapi Seruu Eeehhhh....

Satu bulan terakhir ini terasa begitu berat...
Banyak kegiatan yang harus dijalanin, banyak cobaan yang mesti dilewatin, dan banyak tugas yang harus dikerjain.
Dari tugas untuk membuat tarian untuk Duta Wisata Manuntung Balikpapan, menyiapkan lagu Mars Duta Wisata, Membuat konsep musikalisasi puisi untuk perform kontingen Balikpapan pada Jambore Pemuda Daerah, ditambah lagi latihan-latihan rutin serta job tarian dan musik tradisional.
Tapi itulah tugas seorang pelaku seni, sebanyak apapun itu, tetap harus dijalani.
Karena seni bukan hanya sekedar dijadikan hobby ataupun kegiatan rutin. Tapi seni adalah jiwa bagiku. Jiwa yang memang sudah tertanam didalam ragaku sejak lama.
Satu persatu tugas dapat aku laksanakan dengan baik, hari demi hari yang berat terus aku lewati.
Kelelahan, letih, bahkan sakitpun harus aku terima. Dan dengan semangat dari jiwa tadi, satu patah keluhanpun tidak terucap dari mulutku. Justru membuatku semakin tertantang untuk terus meniti karir dan melebarkan sayapku didunia seni.
Beberapa cobaan datang menghampiri, seakan ingin menguji niat, kekuatan, serta keteguhanku.
Meski tak mudah, tapi Alhamdulillah itu semua bisa teratasi.
Dari krisis keuangan, masalah dalam keluarga, sampai beberapa cekcok yang terjadi bersama rekan-rekan kerjaku.
Dibalik itu semua ada beberapa hal baru yang menurutku cukup menarik.
Yang pertama adalah tentang kaum hawa bertubuh mungil yang selalu ceria dihadapan dunia.
Eeeiitsss.... bukan si Meonk, tapi ini tentang Grace. Asti Grace Olivia Napitupulu, itulah makhluk ciptaan Tuhan yang kini tengah dikagumi oleh salah satu rekan sesama Duta Wisata. Sebut saja inisialnya Chris, hahahahaa.....
Ngga tau kenapa, padahal hujan badai aja engga lagi nongol di Balikpapan. Tapi si Chris ini selalu nyebutin nama Gege, Gege, dan Gege.
Membuat aku semakin tertantang untuk mencari tahu. Ternyata ehh ternayata.... hahahahahaa jadi susah mau nulisnya.
Intinya yaa itu, pasti ngertilah apa maksydnya.
Jadi ga usah dijelasin lagi yaaaa..... hahahahaaa.
Besok itu hari sabtu, besok itu lomba Tata upacara di lapangan tenis indoor kantor Disporabudpar.
Besok itu Smansa bakal menjadi salah satu pesertanya, dan besok itu  si Gege bakal jadi salah satu yang tergabung untuk mewakili Smansa pada ajang lomba tata upacara itu, dan so sweetnya lagi neh.... si pria berinisial Chris bakal ngeluangin waktu untuk nonton si Gege.
Uuulaaallaaaaa...... apakah yang akan terjadi pemirsa sebangsa dan setanah air ????
Kita tunggu hasilnya.....

Selasa, 18 Maret 2014

DENGAN APA AKU MEMBALAS

Bu, aku minta uang untuk beli jajan dong, tadikan sudah bantu ibu masak. Spontan lalu ibuku pun memarahiku. Semenjak kecil aku memang dibatasi untuk uang jajan, meskipun dikasih pasti ibuku bilang
”Untuk ditabung saja! Ngapain jajan terus yang penting sudah makan”.

Dulu ketika aku masih duduk di bangku SMP, aku merasa ibu hanya perduli dengan kakak saja. Apapun yang aku ingin kan tak pernah ibu turuti dengan mudah. Kadang terbesit dipikiranku ibuku pelit ! Aku iri dengan temanku yang selalu bercerita kalau ia baru saja dibelikan baju oleh ibunya, habis pergi kesalon bersama ibunya, dan masih banyak hal yang sering membuatku iri. Dulu aku hampir tak pernah punya cerita tentang ibuku. Apapun yang aku inginkan selalu aku beli dengan uangku sendiri. Bu, aku ingin baju itu. Bu, aku ingin sepatu itu, tas itu, topi itu. Kata-kata itu hampir tak pernah ia hiraukan. Bahkan ia memarahiku ketika aku mulai meminta ini itu.
Setiap akan pergi ke sekolah ibuku memberiku uang saku 7000 hingga 10000. Itupun masih harus aku tabungkan dicelenganku setiap pulang sekolah. Pikirku, aku punya tabungan juga untuk apa, nantinya aku ambil untuk beli kebutuhanku sendiri. Dan kaleng peot itu menjadi tempat penyimpanan uangku yang paling aman. Ya ibuku membuatkanku celengan dari kaleng bekas.

“Bu, kenapa tidak ibu belikan aku celengan yang bagus seperti temanku?”. Celengannya lucu berbentuk kucing. Untuk apa nantinya juga kamu hancurkan, manfaatkan barang yang masih bisa dimanfaatkan. Ibu kan sudah buatkan kamu celengan dari kaleng” Jawab ibuku sembari menyapu diruang tamu. Lagi lagi aku berpikir ibuku pelit !

Waktu itu penerimaan raport kelas 10 ( SMA) dengan senyum raut wajah yang bahagia ibuku keluar dari kelas, ia memberitahu bahwa aku dapat peringkat 1, bahagia nya aku. Begitu sampai diambang pintu rumah, aku bilang kepada ibuku, “Bu sebagai hadiah belikan handphone yah bu, yang ini sudah rusak, ini juga aku beli sendiri. Normi juga sudah dapat rangking 1”. Aku berpikir dalam hati. Aku yakin ibuku akan membelikan ku handphone. Tapi ternyata aku salah, lagi-lagi aku dimarahi.

“Untuk apa kamu dapat rangking pertama kalau kamu minta hadiah? Pintar untuk siapa? Untuk kamu sendiri. Kalau ingin handphone ya nabung mulai dari sekarang”.
“Kenapa sih kan aku cuma minta dibelikan handphone, temanku rangking 4 saja dibelikan handphone. Yang tidak rangking saja dibelikan ini itu”, jawabku dengan nada tinggi.

Entahlah kenapa ibuku selalu bilang demikian, memang menabung itu bagus tapi aku juga ingin dibelikan. Setidaknya uang tabunganku ingin aku simpan hingga entah kapan.

Tapi kini, setelah hidupku jauh dari ibu, aku mulai merenungkan semua hal yang telah ibu ajarkan kepadaku. Sekarang aku sangat mencintai ibuku bahkan aku anggap ibuku sebagai ibu yang luar biasa. Bisa mendidikku dengan sabar hingga akhirnya aku mengerti kenapa ibuku melakukan semua itu.

Seperti yang aku kutip dari syair lagu IBU milik Iwan Fals
Lewati rintangan untuk aku anakmu
Ibuku masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
“Dengan apa aku membalas “IBU”

Bersyukur terlahir dari rahim seorang ibu yang tangguh dan hangat sepertinya. Ia adalah Wonder Women di keluargaku. Selama 9 bulan aku bernafas didalam perut ibu, dan pada saat itu juga segala keperihan, kesusahan yang ibu alami, dengan tangguh dan sabar ia jalani. Hingga aku pun terlahir ke dunia fana ini.

Ibu maafkan aku. Betapa perdulinya ibu, tapi dulu aku menganggap bahwa ibuku pelit, mengapa bisa aku berpikir demikian, betapa bodohnya aku. Aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya.

Uang sakuku dulu yang hanya 7000-10000 sekarang mengajarkan aku untuk menghargai seberapapun uang yang aku miliki harus aku gunakan sebaik-baiknya. Dan uang yang dulu aku miliki, itupun milik ibu, yang ibu dapatkan dari bekerja susah payah ia mendapatkan uang, aku hanya bisa meminta dan menghabiskan.

Celengan kalengku mengajarkan, untuk memanfaatkan apapun yang masih bisa digunakan untuk tetap bisa dimanfaatkan, mengutamakan apa yang aku butuhkan bukan yang aku inginkan. Kebiasaanku menabung yang dulu membuatku menjadi beban, tapi kini aku terbiasa menabung. Ini mengajarkan aku untuk tidak boros, tidak menghambur-hamburkan uang dengan membeli sesuatu yang tidak perlu dan dengan tabungan ini aku bisa memperhitungkan apa saja jika ada pengeluaran yang tak terduga.

Waktu aku rangking 1 minta dibelikan handphone dan ibuku marah, sekarang aku bisa berpikir aku pandai untuk siapa? untukku sendiri, ilmu yang aku dapatkan ini untuk bekalku kedepan, orang tua hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anaknya. Anaknya pintar itu suatu hadiah untuk orang tua. Orang tua mana yang tidak bangga jika anaknya pandai? Orang tua mana yang tidak mendoakan anaknya setiap saat setiap waktu.

Handphone itu, mengajarkan aku selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang aku mau dengan usahaku sendiri. Aku harus berusaha, tidak boleh bergantung kepada orang lain. Siapa yang menjalani hidup ini kalau bukan diriku sendiri, apa jadinya jika aku terus bergantung dengan ibu. Ibu, pastinya tak akan selalu bersamaku.

Ibu maffkan aku, terimakasih ibu, kau telah mengajarkan aku banyak hal. Hidupku sekarang lebih baik dari yang dulu, sekarang aku mengerti semua yang dulu ibu ajarkan bermanfaat untukku sekarang dan mengerti apa artinya bersyukur.

Betapa bersyukurnya aku mempunyai ibu yang sangat menyayangiku. Ingin rasanya terus disisinya memeluknya setiap waktu. Kini setelah aku sadar Tak ada seorangpun ibu yang tak menyayangi anaknya. Tak perduli berapa kali aku membuat ia marah, dengan cara apapun ia akan tetap menyayangiku. Guru terbaik ialah ibu, dokter terbaik ialah ibu. Karena naluri seorang ibu tak akan pernah hilang.

Sudahkan kamu meminta maaf kepada ibu mu ? sudahkah kamu bersyukur dengan apa yang kamu miliki sekarang? Sudahkah kamu berusaha untuk apa yang kamu inginkan? Kini aku terus mengingat pertanyaan-pertanyaan itu, agar aku selalu ingat apa yang telah ibu ajarkan kepadaku.

Jumat, 14 Maret 2014

Sampai Akhir #Lagu

Kasih ku berjanji s’lalu menemani
Saat kau bersedih saat kau menangis
Akan ku jaga segenap cinta yang ada untukmu

Selama nafasku masih berdesah
Dan jantungku masih memanggil indah namamu
Takkan pernah hati ini mendua
Sampai akhir hidup ini

Kasih ku berjanji s’lalu menemani
Saat kau bersedih saat kau menangis
Akan ku jaga segenap cinta yang ada
Percayalah…. Satu cintaku untukmu
Selama nafasku masih berdesah
Dan jantungku masih memanggil indah namamu
Takkan pernah hati ini mendua

Sampai akhir hidup ini